Liputan6.com, Jembrana - Akibat cuaca buruk, angin kencang disertai gelombang tinggi dan arus deras di Selat Bali menyebabkan pemberlakuan sistem buka tutup di Gilimanuk, Bali, lantaran dianggap membahayakan pelayaran.
Penutupan penyeberangan antarpulau ini dilakukan guna memastikan keselamatan penumpang kapal. Seperti yang terjadi pada Kamis malam, 21 Juli 2016, cuaca yang tidak memungkinkan untuk kapal berlayar mengharuskan penyeberangan ditutup sementara.
Namun penutupan tidak berlangsung lama, lantaran cuaca sudah berangsur membaik dan arus penyeberangan Gilimanuk-Ketapang maupun sebaliknya normal kembali.
Baca Juga
"Memang benar, penyeberangan Gilimanuk-Ketapang tadi malam sekitar pukul 22.30 Wita sempat ditutup lantaran cuaca buruk," kata Humas PT ASDP Cabang Ketapang, Sandhi Nugroho, Jumat (22/7/2016).
Namun, lanjut Nugroho, penutupan karena hujan disertai angin kencang dan gelombang tinggi serta arus deras tersebut hanya berlangsung 10 menit dan penyeberangan dibuka kembali setelah cuaca normal.
Sementara itu, berdasarkan citra satelit cuaca di Stasiun Klimatologi Negara pada waktu penutupan, terlihat kumpulan awan tebal muncul yang menyebabkan hujan deras dan angin kencang.
Prakirawan Stasiun Klimatologi Negara, Made Dwi Wiratmaja mengatakan kumpulan awan berwarna oranye di atas Selat Bali (jalur penyeberangan) dan makin tebal. Hal itu berpotensi menyebabkan hujan deras disertai angin kencang.
Sedangkan, prakiraan tinggi gelombang antara 0,25-0,75 meter. Kondisi cuaca buruk ini diperkirakan masih berpeluang terjadi sampai dua hari ke depan dengan ketinggian gelombang perairan berkisar 0,5-1,5 meter.