Liputan6.com, Surabaya - Kota Surabaya, Jawa Timur, dipilih sebagai tuan rumah Konferensi Permukiman di perkotaan antar-Negara PBB atau The Third Session Of The Preparatory Committe For Habitat III (Prepcom 3) pada 25-27 Juli 2016.
Jelang konferensi, pada Minggu, 24 Juli 2016, sebanyak 137 delegasi negara UN Habitat III dijamu di kediaman Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini atau Risma.
Baca Juga
Di sana mereka bisa merasakan berbagai makanan khas Jawa Timur. Di antaranya pecel, rawon, dan soto ayam. Dengan ramahnya Wali Kota Risma menawarkan nasi rawon kepada salah satu delegasi negara dari Kamerun.
Advertisement
"Anda mau Rawon? Mari silakan, ini khas Surabaya," kata Risma kepada delegasi negara Kamerun itu.
Usai sarapan pagi bersama sekitar pukul 09.00 WIB para delegasi negara peserta UN Habitat III menuju Halaman Grand City, Convention Hall, Surabaya, untuk melakukan upacara pengibaran bendera PBB dan bendera Indonesia.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB untuk UN Habitat III Joan Clos mengatakan, proses pengibaran bendera ini penting sebagai simbol hubungan kerja sama antara PBB dan Indonesia.
"Selama pengamatan itu Surabaya saya lihat telah berhasil melakukan pengembangan dan menjadi inspirasi kota lain di dunia," ujar Joan.
Menurut dia, Surabaya bisa menjadi contoh sebagai kota yang telah berhasil melakukan pengembangan perkotaan dan telah menjadi inspirasi kota lain di dunia.
Sebelumnya, para delegasi PBB ini juga sempat menikmati udara pagi Surabaya sambil bersepeda. Risma yang mengajak mereka untuk bersepeda santai dari Balai Kota Surabaya menuju Taman Bungkul.
"Ini adalah taman Bungkul dan setiap Minggu digelar Car Free Day (CFD) agar warga dapat menikmati kota tanpa terganggu kendaraan," ujar Risma.
Kenedy, delegasi dari Zambia, mengaku terkesan dengan kota ini. Menurut dia, Surabaya merupakan kota yang sejuk.
"Surabaya kotanya sejuk kalau pagi, tapi warganya juga ramah," tutur pria yang menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum di Kota Zambia itu.