Aneh, Ada Permukiman dan Perkebunan Sawit di Dalam Taman Nasional

Areal yang sudah terbakar dipantau untuk mengetahui siapa yang mengelolanya nanti.

oleh M Syukur diperbarui 25 Jul 2016, 17:00 WIB
Diterbitkan 25 Jul 2016, 17:00 WIB
Foto-foto Kebakaran Taman Nasional Tesso Nilo dari Warga
Tesso Nilo menjadi rumah bagi spesies tanaman vaskular tropis yang berlimpah, melebihi jumlah yang ditemukan di wilayah Hutan Amazon.

Liputan6.com, Pekanbaru - Meski statusnya taman nasional atau sebagai hutan konservasi, Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) di Kabupaten Pelalawan, Riau, juga berisi perkebunan sawit. Bahkan terdapat perkampungan atau permukiman penduduk di kawasan konservasi gajah Sumatera dan satwa liar itu.

Sebelumnya, Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau juga menemukan ratusan hektare hutan yang dirambah dan dibakar. Hal ini diduga untuk membuka areal perkebunan, seperti sawit.

Sebagai tindak lanjut, Balai TNTN mengaku tengah melakukan penyelidikan dan mencari tahu siapa yang menebang kawasan tersebut. Areal yang sudah terbakar dipantau untuk mengetahui siapa yang mengelolanya nanti.

"Kita pantau setiap saat, pasti kembali itu (pelaku pembakar)," kata Wakil Kepala Balai TNTN, Mulyo Hutomo di Pekanbaru, Riau, Senin (25/7/2016).

Mulyo menjelaskan, pembakar lahan di TNTN yang baru-baru ini ditemukan masih ada kaitannya dengan perambah sebelumnya. Hal tersebut juga diduganya berkaitan dengan beberapa pemilik lahan di TNTN yang sudah terungkap.

"Ya masih terkait juga (dengan perambah) yang lama. Apalagi di dalam sudah ada pemukiman," tutur dia.

Dia menuturkan, beberapa tahun belakangan, kawasan TNTN yang awalnya seluas 83 ribu hektare lebih itu kian menyusut akibat adanya perambahan disertai pembakaran untuk membuka lahan perkebunan sawit.

"Susah juga, perlu kekuatan besar untuk membongkarnya," ujar dia.

TNTN awalnya hanya seluas 38.576 hektare dan terletak di Kabupaten Pelalawan, serta Indragiri Hulu. Selanjutnya pada 2009, pemerintah menetapkan perluasan kawasan taman nasional menjadi 83.068 hektare.

Satgas Karhutla Riau membakar beberapa rumah semi permanen ataupun pondok dari kayu yang ditemukan di tengah kawasan TNTN. Hanya saja, tidak ada manusia ditemukan di sekitar lokasi.

Diduga para pembakar sudah mengetahui gerakan satgas pemadam api. Di pondok-pondok itu, petugas hanya menemukan sejumlah barang bukti berupa bahan bakar minyak dan alat menebang kayu.

Tim satgas bahkan menemukan sollar cell, atau panel surya sebagai sumber energi yang digunakan pondok atau barak tersebut menggantikan listrik.

Lahan-lahan tersebut sudah disegel oleh tim gabungan dari Pasukan Khas TNI AU di Lapangan Udara Roesmin Nurjadi dan anggota Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Riau.‎

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya