Batam Pernah Jadi Kota Wisata Judi Kelas Elite Dunia

Ihwal Batam pernah disebut kota judi kelas elite dunia ini diungkapkan mantan Kapolda Kepri Brigjen Arman Depari.

oleh Ajang Nurdin diperbarui 07 Agu 2016, 13:07 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2016, 13:07 WIB
Marina City Batam
Pusat judi Marina City Batam kini bak kota mati (Liputan6.com / Ajang Nurdin)

Liputan6.com, Tanjungpinang - Kota Batam di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), ternyata pernah menjadi lokasi perjudian orang-orang elite dunia. Ihwal 'kota judi' ini diungkapkan mantan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Kepri Brigjen Arman Depari saat bercengkerama bersama sejumlah wartawan di kawasan Kelong, Tanjungpinang, Kepri.

"Walaupun saya tidak lama menjabat kapolda di Kepri, untuk (kondisi) Batam sebelumnya (saya) mengetahui informasinya," ucap jenderal bintang satu di kepolisian itu di Tanjungpinang, Kepri, Sabtu 6 Agustus 2016.

Menurut Arman, wilayah Nongsa di Kota Batam, termasuk Green Zone. Kawasan Nongsa kerap dikunjungi kalangan elite mancanegara untuk menghabiskan masa waktu liburan mereka.

"Lihat saja masih terdapat mobil-mobil mewah di sana," ujar Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) tersebut.

Untuk wilayah Batam, tutur Arman, kalangan elite dunia itu menyebut ada dua lokasi perjudian, yakni Red Zone dan Green Zone. Red Zone untuk orang asing kelas menengah ke bawah, seperti wilayah Nagoya dan Jodoh. Sedangkan Green Zone merupakan kawasan yang dimasuki kalangan elite mancanegara.

"Mana mau orang asing kalangan elite masuk ke Nagoya dan Jodoh, kalau bukan kalangan biasa," imbuh Arman.

Cerita petinggi BNN itu bukan isapan jempol belaka. Seperti dituturkan Limbong, seorang pedagang di Pantai Nongsa.

"Uang dolar pun bertebaran waktu itu," warga Batam itu memungkasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya