Liputan6.com, Yogyakarta - Di tengah pro kontra komentar Presiden Filipina Rodrigo Duterte soal kasus yang menimpa dirinya, terpidana mati Mary Jane Veloso malah sibuk membuat batik pesanan untuk pameran di Jakarta.
"Pesanan itu datang dari istri mantan menteri hukum dan HAM Amir Syarifudin untuk dibawa ke Jakarta," ujar Suherman, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan, Selasa (13/9/2016).
Dia mengatakan, batik yang dipesan harus dibuat langsung oleh Mary Jane. Selain itu, ia juga mendapat pesanan dari Kalimantan Selatan.
Suherman mengaku tidak memberitahu detail tentang perkembangan kasus yang menimpa Mary Jane. Menurut dia, tidak etis memberitahu terpidana kasus narkotika itu soal perkembangan kasusnya. Terlebih, sampai saat ini Mary Jane masih berharap dia bisa lolos dari hukuman mati.
Baca Juga
Suherman menambahkan, sejak pemberitaan Mary Jane ramai, pengamanan terhadap ibu dari dua anak itu diperketat dan selalu didampingi petugas perempuan yang juga berperan sebagai walinya.
Mary Jane divonis mati atas kepemilikan heroin seberat 2,6 kilogram. Ia ditangkap Dirjen Bea Cukai Bandara Adisucipto pada 2010. Eksekusi mati Mary Jane batal dilakukan pada eksekusi gelombang tiga.
Â
Advertisement