Misteri Terowongan Singkarak-Maninjau, Apa Kata Geolog?

Dalam buku terbitan Balai Pustaka 1950, disebutkan ada pusaran air yang bisa menyeret apapun di dasar Danau Singkarak.

oleh Erinaldi diperbarui 25 Sep 2016, 20:01 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2016, 20:01 WIB
Tour de Singkarak 2015
Para pebalap sepeda melewati tanjakan di samping Danau Singkarak dalam Etape 4 Tour de Singkarak 2015 antara Sawahlunto-Solok Selatan, Selasa (6/10/2015). (Bola.com/Arief Bagus)

Liputan6.com, Padang - Misteri terowongan menghubungkan Danau Singkarak dengan Danau Maninjau menjadi kisah yang sulit dicerna. Ketua Ikatan Ahli Geologi Sumatera Barat Ade Edward hanya tersenyum mendengar cerita misteri yang tak lekang ditelan zaman.

Dia menyimpulkan, terowongan ini tidak mungkin ada. "Ndak ada itu terowongan dari Singkarak ke Danau Maninjau. Yang ada terowongan PLTA dari Singkarak ke Asam Pulau. Alirannya bergabung dengan Batang Anai," ujar Ade Edward pada Liputan6.com, Minggu (25/9/2016).

Hal yang sama juga disampaikan Nofrins, alumnus Geologi ITB. Menurut Nofrins, untuk mengukur kebenaran misteri ini bisa dilihat ketinggian permukaan air Danau Singkarak dengan Maninjau.

"Coba diukur dulu ketinggiannya, saya rasa tidak sama ketinggian air permukaannya," kata Nofrins pada Liputan6.com.

"Patahan Semangko memang melewati kedua danau tersebut dan danau-danau lain. Jadi memang bukan hanya Singkarak dan Maninjau saja," sambung dia.

Dengan luas danau yang mencapai 120 kilometer persegi, menurut Nofrins, mustahil jika ada terowongan yang menghubungkan kedua danau. "Ini berbeda dengan danau karst seperti Tarusan Kamang, di mana airnya kadang-kadang ada, kadang-kadang tidak ada," ujar dia.

Danau karst, kata dia, memiliki banyak gua di dalam perut bumi. Tapi, Singkarak bukanlah danau karst.

"Jadi mustahil ada rongga (terowongan) yang menghubungkan kedua danau," kata Nofrins.

Muhammad Radjab dalam bukunya 'Semasa Kecil di Kampung' (Anak Danau Singkarak) bagian 1, terbitan Balai Pustaka 1950, pernah mengungkap hal ini. Radjab mengungkap keberadaan Batu Beragung yang berada di sudut utara Singkarak--arah Sumpur.

Batu besar ini jika dipukul dengan batu akan berbunyi nyaring. Arah timur batu gong ini terdapat dinding batu besar bertuliskan huruf Sansekerta.

Batu ini terkenal sakti dan masyarakat tidak berani untuk mendekat ke sana karena airnya yang biru dan pusaran air -Muhammad Radjab dalam bukunya menyebutnya dengan ulakan- yang bisa menyeret apa pun ke dalamnya.

Banyak pihak menafsirkan, pusaran air yang bisa menyeret apa pun sebagai bentuk keberadaan terowongan besar di bawah Danau Singkarak. Keberadaan Sumpu seperti yang diceritakan Muhammad Radjab dalam bukunya menjadi pintu awal untuk mengungkap misteri tangga batu basurek dan terowongan di dasar danau.

Meski secara ekspilisit tidak tertuang dalam buku tersebut soal terowongan, ia menggambarkan air biru dan pusaran besar yang menelan apa saja di dekat batu. Banyak cerita tak logis yang muncul terkait pusaran besar ini seperti perpindahan ikan besar dari Singkarak ke Maninjau.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya