Dodol Buah Mangrove Punya Cita Rasa Unik, Mau Coba?

Pengolahan mangrove jadi dodol sekaligus untuk aksi konservasi.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 14 Okt 2016, 06:01 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2016, 06:01 WIB
tanaman mangrove
Pengolahan mangrove jadi dodol sekaligus untuk aksi konservasi. (Ahmad Yusran/Liputan6.com)

Liputan6.com, Bengkulu - Komunitas Mangrove Bengkulu (KMB) mengolah buah mangrove atau bakau jenis pidada (Sonneratia sp) menjadi makanan ringan, yang disebut dodol mangrove.

Pembuatan makanan ringan dari olahan buah mangrove menjadi salah satu kegiatan komunitas itu, selain menghijaukan sejumlah muara sungai di Kota Bengkulu.

"Percobaan kami sudah beberapa kali untuk membuat olahan buah pidada menjadi dodol," kata anggota KMB, Nurahma Deni di Bengkulu, Kamis 13 Oktober 2016, dilansir Antara.

Dia mengatakan pembuatan dodol cukup mudah. Langkah pertama, buah pidada dibersihkan lalu dipotong-potong.

Buah yang sudah dipotong-potong tersebut dimasak selama 10 menit kemudian didinginkan sambil diaduk-aduk hingga buah pidada tersebut hancur. Selanjutnya, buah yang sudah hancur kemudian disaring menggunakan saringan besar.

"Hasil saringan dipisahkan, lalu disaring lagi menggunakan kain untuk mendapatkan sari buah pidada," dia menjelaskan.

Sari buah pidada tersebut dicampur dengan cairan gula merah, santan dan tepung ketan kemudian diaduk rata. Adonan tersebut dimasak hingga mengental, lalu ditambah mentega dan dimasak sambil diaduk-aduk.

"Adonan dimasak sambil diaduk sampai agak mengeras, setelah itu didinginkan dan mulai dikemas," ujar dia.

Nurahma menambahkan rasa dodol pidada cukup unik. Sebab rasa asam buah pidada masih terasa meski adonan sudah dicampur dengan gula merah.

Koordinator KMB, Riki Rahmansyah, mengatakan pengolahan buah mangrove yang masih dalam skala percobaan tersebut, bagian dari penambahan pengetahuan anggota komunitas atas manfaat mangrove.

"Pemanfaatan tanaman jenis pidada ini harus diikuti dengan pemeliharaan dan pelestarian semua jenis mangrove karena selain dapat diolah menjadi makanan, mangrove juga berfungsi sebagai rumah bagi biota-biota laut, serta dapat dijadikan sebagai tempat ekoturisme," tutur dia.

Ke depan kata Riki, pemanfaatan olahan buah mangrove tersebut akan dikembangkan bersama masyarakat pesisir Kota Bengkulu untuk menambah pengetahuan hingga pendapatan warga, sekaligus melestarikan ekosistem mangrove.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya