Jalanan Pantura Berbahaya, Wali Kota Cirebon Cemas

Beberapa orang terseret arus sungai di Cirebon.

oleh Panji Prayitno diperbarui 25 Jan 2017, 21:33 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2017, 21:33 WIB
Banjir Pantura
Pantura rawan bencana, wali kota Cirebon cemas (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Bencana banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Kuningan, Majalengka maupun Indramayu memicu kekhawatiran tersendiri bagi Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis.

Wali kota sempat mengumpulkan seluruh SKPD, pemenang tender maupun pihak swasta untuk bersama-sama mengantisipasi bencana banjir di Kota Cirebon. Jalan berlubang imbas dari banjir pun sudah menghantui masyarakat khususnya pengguna jalan di Kota Cirebon.

"Terutama di Jalan Cipto Mangunkusumo yang sedang dalam perbaikan infrastruktur jalan. Belakangan saya mengalami sendiri jalan di situ sudah berlubang lagi bahkan banyak genangan di jalan. Ini yang membuat saya sangat khawatir mencelakai pengendara," kata Azis, Rabu (25/1/2017).

Azis mengaku khawatir banjir akan menggenangi Kota Cirebon dan merusak sejumlah fasilitas yang ada. Dia juga melihat intensitas hujan di Kota Cirebon sedang tinggi dan diprediksi hingga bulan Februari.

Selain itu, tingginya volume air akibat hujan deras di Kota Cirebon tidak diimbangi dengan daya tampung atau saluran drainase yang bagus. Kondisi ini yang menjadi salah satu penyebab banyaknya genangan air di sepanjang Jalan Cipto Kota Cirebon maupun kawasan lainnya.

"Jangan sampai kejadian seperti dulu, ada mal malah tambah banjir. Saya kepikiran melihat daerah lain seperti Kuningan yang dilanda Banjir Bandang. Makannya saya mengingatkan kepada SKPD terkait untuk lebih ketat melakukan pengawasan terutama kepada pemenang tender," ujar Azis.

Dia menginstruksikan untuk melakukan pengawasan dan pencegahan bersama khususnya di sekitar kawasan proyek. Jika ada saluran yang tertutup akibat dari pembangunan infrastruktur, Azis meminta agar segera dinormalisasi.

Wali kota mengaku sudah berulang kali menegur pelaksana pembangunan untuk diperhatikan dampak lingkungan terutama genangan air di tengah jalan. Namun, teguran tersebut kerap diabaikan pelaksana pembangunan.

Orang-orang Terseret Arus Sungai

Bencana Pantura
Pantura rawan bencana, wali kota Cirebon cemas (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Cuaca ekstrem yang terjadi di Cirebon belakangan ini harus membuat warga berhati-hati dalam menjalankan aktivitas. Kondisi itu sudah menelan korban nyawa.

Di tengah cuaca ekstrem, Sunedi (34) Warga Desa Kapetakan, Blok Dedali, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon dikabarkan hilang. Diduga terpeleset saat asyik memancing di Sungai Kumpul Kuista, Desa Kapetakan, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, Rabu 24 Januari 2017.

Peristiwa ini berawal dari kekhawatiran istri korban, Raya (32), yang curiga lantaran hingga sore hari sang suami tak kunjung pulang. Dari informasi yang dihimpun, Sunedi saat itu sedang memancing di Sungai Kumpul Kuista kemudian terpeleset dan terseret arus sungai yang deras.

"Dan di tempat Sunedi mancing istrinya curiga ada barang bukti ember kecil yang tertinggal di tempat kejadian," kata Kepala Desa Kapetakan Kabupaten Cirebon Nawati (48).

Dia mengatakan, lokasi sungai tempat korban memancing tepatnya di DAM sungai Kali Malang yang tidak jauh dari rumahnya. Kecurigaan korban terhadap suaminya yang hilang diperkuat dengan temuan ember kecil di lokasi korban terpeleset.

Setelah melapor, tim SAR pun langsung mencari korban dibantu warga sekitar. Mereka mencari korban dari TKP sampai Bendungan Karet, Desa Bungko, hingga sampai muara sungai, namun belum membuahkan hasil.

Kapolsek Kapetakan Cirebon AKP Sayidi membenarkan, korban diduga hilang terpeleset di sungai saat mancing di tempat tersebut.

Peristiwa orang hanyut juga dialami warga Perum Taman Tukmudal Indah Kabupaten Cirebon. Peristiwa itu terjadi pada Selasa, 24 Januari 2017, sekitar jam 17.30 WIB. Seorang anak NI (8) hanyut terbawa arus saluran irigasi Taman Tukmudal Indah, Kelurahan Tukmudal, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon.

Humas Tagana Kabupaten Cirebon Deden menyampaikan, saat itu, korban bersama temanya DN, NB, dan CY sedang asyik bermain di saluran irigasi Perum Tukmudal tepatnya di dekat Sumur Buyut. Di tengah derasnya arus sungai, sandal korban terjatuh.

Korban pun mengejar sandal yang terbawa arus selokan kecil yang bermuara di saluran irigasi perum Taman Tukmudal Indah. "Tanpa disadari ,korban sudah berdiri di ujung saluran irigasi yang besar dan akhirnya terbawa arus. Melihat korban terbawa arus ketiga temannya berteriak minta tolong," kata Deden.

Sekitar pukul 15.32 WIB, teriakan minta tolong dari teman korban didengar oleh para tetangga. Seketika itu, para tetangga berusaha mencari korban yang terbawa arus dengan cara menghadang di sepanjang saluran irigasi dengan besar kemungkinan korban bisa tersangkut.

Tak lama kemudian sekitar pukul 17.40 WIB, korban ditemukan dalam kondisi tersangkut diantara pepohonan bambu. "Korban ditemukan oleh pak Bambang yang juga sebagai Ketua RW 10 di belakang rumah pak Edi blok Bima 1 RT 01 RW 10," kata dia.

Korban langsung diangkat dari saluran irigasi ke UGD RS Sumber Hurip untuk mendapatkan pertolongan medis. Tim medis memberikan bantuan pernafasan dan memberikan oksigen. Tapi pukul 18.02 WIB, korban dinyatakan meninggal dunia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya