'Sidak' Balasan Perawat pada Zumi Zola Usai Marah-Marah di RS

Gubernur Jambi Zumi Zola mengaku tidak kaget jika aksi marah-marahnya di rumah sakit menuai pro kontra.

oleh Bangun Santoso diperbarui 27 Jan 2017, 09:32 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2017, 09:32 WIB
Gubernur Zumi Zola dan PPNI
Gubernur Jambi, Zumi Zola saat memberikan penjelasan di depan perwakilan PPNI. (Bangun Santoso/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jambi - Aksi Gubernur Jambi Zumi Zola menggelar inspeksi mendadak (sidak) berujung amarah di RSUD Raden Mattaher memantik perhatian banyak pihak. Khususnya bagi para perawat.

Rabu sore, 25 Januari 2017, rumah dinas Zumi Zola terlihat ramai sejumlah orang seragam putih-putih. Mereka adalah para perawat dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).

Ketua Departemen Hukum dan Pemberdayaan Politik, PPNI pusat, Oman Faturrohman mengatakan, kedatangannya ke Jambi beserta rombongan adalah untuk mendengar penjelasan langsung dari Gubernur Zumi Zola terkait sidak di RSUD Raden Mattaher Jambi yang sempat menghebohkan itu.

"Karena kawan-kawan di luar sana variatif tanggapannya. Jadi, perlu komunikasi dan klarifikasi langsung sehingga jelas," ujar Oman.

Kepada gubernur, Oman mengungkapkan bahwa sebagai profesi, kinerja perawat adalah kinerja tim. Ia juga berharap agar pembenahan yang dilakukan Gubernur Zola dapat menguatkan perilaku perawat, termasuk porsi istirahat agar diatur dalam SOP.

"Kami juga berharap, supaya gubernur lebih meningkatkan komunikasi dan arahan, agar kinerja perawat lebih baik," ucap Oman.

Sementara itu, Gubernur Zumi Zola mengatakan tidak kaget apabila sidak yang dilakukannya menuai beragam tanggapan. Khususnya di media sosial yang menyebabkan pokok permasalahannya menjadi bias.

"Tujuannya satu, untuk memperbaiki pelayanan rumah sakit. Selama ini banyak keluhan," ujar Zola.

Untuk memberikan penjelasan dan klarifikasi, Zola mengaku sudah memenuhi undangan salah satu stasiun televisi nasional. Di sana, ia bertemu dengan perwakilan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan memberikan penjelasan.

Menurut Zola, selama ini ia menerima banyak sekali keluhan atas pelayanan di RSUD Raden Mattaher. Terutama, di kelas III yang menggunakan BPJS dan pasien di bangsal anak yang mayoritas dari masyarakat miskin.

Bahkan, Zola menyatakan ada pasien yang susah mencari perawat sehingga terpaksa harus memasang selang infus sendiri. "Saya sebagai gubernur berhak turun, apa betul seperti ini. Jangan karena oknum-oknum yang tidak baik, semuanya jadi kena," tutur Zola mengakhiri.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya