Bayi Tewas Tak Wajar, Bagaimana Kondisi Anak Panti Asuhan Lain?

Keterangan pengelola panti asuhan terkait jumlah anak yang diasuhnya berubah-ubah.

oleh M Syukur diperbarui 28 Jan 2017, 11:45 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2017, 11:45 WIB

Liputan6.com, Pekanbaru - Penyidik Unit Perlindungan Anak dan Perempuan (PPA) Polresta Pekanbaru akhirnya memasang garis polisi di sekitar panti asuhan milik Yayasan Tunas Bangsa di Jalan Lintas Timur Kilometer 13, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, Riau, usai kematian bayi Muhammad Zikli yang diduga tak wajar itu.

Kanit PPA Satreskrim Polresta Pekanbaru AKP Juniarti menyebutkan, penyegelan itu sebagai langkah kepolisian untuk menyelidiki kematian korban. "Supaya tidak ada yang masuk ke dalam untuk kepentingan penyelidikan," kata Juniarti, Jumat malam, 27 Januari 2017.

Dalam kasus ini, penyidik PPA sudah mengamankan dua orang untuk kepentingan penyelidikan. Pertama berinisial Id sebagai pengelola panti dan seorang lagi adalah perempuan yang bekerja di panti tersebut.

"Kemudian ada dua balita laki-laki yang ditemukan di lokasi, sementara diamankan dulu," kata Juniarti.

Berdasarkan penyelidikan awal, Juniarti mengungkapkan izin operasional panti asuhan ternyata sudah tidak berlaku lagi. "Lima tahun lalu sudah tidak berlaku lagi izinnya," kata Juniarti.

Fakta lainnya yang ditemukan polisi soal menghilangnya belasan anak dari panti asuhan itu usai kasus kematian bayi MZ mencuat. Pengakuan pengelola panti juga berubah-ubah dari yang awalnya menyebut jumlah anak-anak penghuni panti 17 orang, mendadak menjadi hanya 12 orang.

"Kami sedang mencari keberadaan anak-anak yang lain," kata Juniarti.

Meski begitu, pengelola panti yang bernama Idang membantah telah menganiaya bayi yang baru beberapa bulan diasuhnya. "Ada 12 anak di panti ini, semua diperlakukan baik. Tidak ada penganiayaan, bisa dilihat sendiri anak-anak di sini. Jika ada penganiayaan, pasti yang lain mengalami hal serupa," kata Idang.

Berdasarkan pantauan di lokasi, penyidik PPT Sat Reskrim Polresta Pekanbaru datang ke panti asuhan pada Jumat malam. Proses penyegelan itu menarik perhatian warga sekitar.

Sebelumnya, M Zikli meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad pada Minggu pekan lalu. Menurut pengelola panti, korban mengalami demam tinggi sehingga harus dibawa ke rumah sakit.

Namun, paman korban justru melihat ada yang tidak beres pada tubuh keponakannya. Pemeriksaan kala itu, MZ mengalami beberapa gangguan kesehatan, di antaranya mencret, anemia, dan kekurangan cairan alias dehidrasi.

Beberapa jam dirawat, kondisi MZ semakin buruk. Perut korban mengalami pembesaran hingga dibantu dengan alat pernapasan. Tak lama kemudian, mulut korban keluar cacing.

Berdasarkan sidak yang dilakukan Lembaga Perlindungan Anak Riau, kondisi panti asuhan jauh dari kata bersih. Sampah bertebaran di dalam dan luar rumah. Bahkan, anggota LPA menemukan makanan kedaluwarsa dan makanan bekas digigiti tikus masih tersimpan di dapur.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya