Permainan Tradisional Bakal Masuk Agenda Pendidikan

Pemkot Palembang akan menggelar agenda pendidikan khusus permainan tradisional

oleh Nefri Inge diperbarui 27 Feb 2017, 14:01 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2017, 14:01 WIB
Permainan tradisional Palembang
Permainan tradisional Palembang

Liputan6.com, Palembang Permainan tradisional yang nyaris ditinggalkan anak-anak kini akan dihidupkan lagi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang. Bahkan, Pemkot Palembang akan menggelar agenda pendidikan khusus permainan tradisional.

Menurut Wali Kota Palembang Harnojoyo, kegiatan permainan tradisional sangat bagus untuk membangun karakter anak-anak.

"Kita akan menghidupkan kembali permainan tradisional yang sudah jarang dimainkan. Akan kita galakkan permainan anak-anak disekolah," ujar dia kepada Liputan6.com, saat menghadiri Lomba Permainan Anak-anak Sekolah Alam Indonesia Palembang, di lapangan Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang, Minggu, 26 Februari 2017.

Dalam waktu dekat, kata dia, pihaknya akan mengintruksikan kepada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Palembang untuk mengagendakan perlombaan permainan tradisional di tiap sekolah di Palembang.

Harnojoyo meyakini bahwa dengan permainan tradisional bisa membangun kebersamaan dan kekompakan antar anak-anak. Permainan tradisional dinilainya dapat memberikan berbagai kegiatan positif untuk anak-anak.

"Karena permainan tradisional tidak bisa dimainkan sendiri, jadi ada keseruan dan kebersamaan saat bermain secara beramai-ramai," kata dia.

Saat mengikuti perlombaan terompa, Wali Kota Palembang mengajak beberapa pejabat dinas Pemkot Palembang. Salah satunya Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar), Isnaini.

"Saya terakhir main seperti ini waktu masa kecil dulu, jadi sangat senang bisa merasakan lagi keseruan permainan tradisional," aku Harnojoyo.

Desi Handayani, Ketua panitia lomba mengatakan ada enam perlombaan yang digelar yaitu lomba egrang, lari giring ban, terompa, cadangan, tarik tambang dan sepak bola kampung. Dari enam perlombaan yang digelar, ada beberapa permainan yang kurang diminati oleh peserta.

"Lomba egrang dan terompa yang sedikit peminat, karena di sekolah mereka tidak disediakan alat permainan tersebut," kata dia.

Ada lebih dari 454 pelajar dari tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang mengikuti perlombaan ini. Lomba yang paling diminati adalah sepak bola kampung dengan durasi sekitar 15 menit.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya