Bulog Salurkan 800 Ton Beras Warga Miskin Palembang per Bulan

Wali Kota Palembang meminta warga penerima beras yang sudah mulai mampu, mengalihkan bantuan kepada warga yang lebih membutuhkan bantuan.

oleh Nefri IngePanji Prayitno diperbarui 24 Feb 2017, 22:16 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2017, 22:16 WIB
Penerima kartu BPNT mengantri (Liputan6.com/Nefri Inge)
Penerima kartu BPNT mengantri (Liputan6.com/Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang digalakkan Kementerian Sosial (Kemesos) sudah dijalankan di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Melalui Bulog Divisi Regional Sumsel Bangka Belitung, sebanyak 800 ton beras kualitas medium akan disebarkan ke penerima manfaat program setiap bulannya.

Menurut Pelaksana Tugas Kepala Bulog Divisi Regional Sumsel Bangka Belitung Defrizal, sebanyak 79.236 warga Palembang yang mendapatkan kartu BPNT bisa mengambil sembako berupa beras dan gula.

"Setiap bulannya, kita menyediakan 800 ton beras dan 150 ton gula pasir untuk dibagikan ke penerima manfaat melalui Rumah Pangan Kita (RPK)," ujar Defrizal saat ditemui seusai menyerahkan bantuan BPNT ke warga Palembang, di Wisma Crossandra Palembang, Kamis, 23 Februari 2017.

Pada tahap awal, sebanyak 150 pemegang kartu BNPT mendapatkan masing-masing sembako berupa 10 kg beras dan 2 kg gula pasir. Program itu akan disalurkan ke 16 kecamatan di kota Palembang secara rutin.

RPK yang ditunjuk Bulog, lanjut dia, merupakan pengelola kios atau warung sembako yang menjadi mitranya. Ada sebanyak 470 RPK yang tersebar di Palembang.

Untuk menjadi mitra Bulog, RPK harus memberikan deposit sebanyak Rp 3 juta. Deposit itu nantinya akan dikembalikan jika kerja sama kemitraan tidak lagi berlanjut.

"RPK juga akan mendapatkan fee khusus setiap menyalurkan bantuan ke masyarakat pemegang kartu BNPT," ujar dia.

Rencananya, mereka akan menambah kerja sama kemitraan hingga 1.000 RPK di Palembang hingga akhir tahun. Komoditas sembako juga kemungkinan bisa bertambah, seperti minyak goreng dan telur.

"Kita sudah melakukan sosialisasi program ini sejak empat bulan lalu dan akan terus dipantau perkembangannya," kata Defrizal.

Wali Kota Palembang Harnojoyo mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Bulog, Dinas Sosial (Dinsos) Palembang, tenaga pendamping dan perbankan agar bantuan ini bisa tepat sasaran.

Harnojoyo juga mengimbau kepada penerima BPNT yang tingkat perekonomiannya sudah membaik, agar bisa memberikan kartu BNPT ke warga yang lebih membutuhkan.

"Kalau warga merasa mampu, jangan meminta bantuan lagi, tapi disalurkan ke yang kurang mampu. Ini salah satu cara untuk menurunkan angka kemiskinan di Palembang," ujar dia.

Pembagian Bantuan Belum Merata

Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Cirebon mengakui penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) belum merata.

Dari total penyaluran 16.994 keluarga, baru 400 penerima manfaat yang menerima BPNT. Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Cirebon Jamaludin mengatakan, sebagian besar kartu masih dalam proses pencetakan.

"Kami minta warga yang belum dapat kartu untuk bersabar," kata Jamaludin, Kamis, 23 Februaru 2017.

Sebelumnya,, program BPNT di wilayah perkotaan diluncurkan secara nasional pada Rabu, 22 Februari 2017. Jamal menyebutkan, pencetakan kartu dilakukan tiga bank, yakni BNI, BTN, dan Bank Mandiri.

Meski baru sebagian kecil keluarga penerima manfaat BPNT memperoleh kartu, dia menjanjikan, dalam sebulan ke depan seluruh kartu selesai dicetak. Dia menyebutkan, peluncuran BPNT tingkat Kota Cirebon dilakukan di aula Kantor Kecamatan Kesambi.

Namun, warga yang telah menanti selama kurang dari dua bulan terakhir itu baru memperoleh BPNT Januari saja. "Untuk BPNT Februari akan diberikan nanti setelah semua kartu selesai. Jadi, warga yang belum memperoleh BPNT Januari akan dirapel nanti, ketika seluruh kartu selesai dicetak," kata dia.

Dalam BPNT, setiap keluarga penerima manfaat menerima kartu senilai Rp 110 ribu. Kartu itu selanjutnya dapat ditukar dengan bahan pangan seperti beras, gula, telur, dan lainnya.

Kemarin, keluarga penerima manfaat menerima beras 10 kg senilai Rp 85 ribu dan gula pasir 2 kg senilai Rp 25 ribu. "Nantinya, kartu itu bisa ditukar bahan pangan apa saja, bisa telur, beras, gula, minyak, dan lainnya, senilai Rp110 ribu. Tapi kartu itu tak bisa diuangkan ya," ujar dia.

Seharusnya, kata dia, penukaran bantuan dilakukan melalui e-waroeng. Namun, sejauh ini baru satu e-waroeng yang berdiri di Kota Cirebon yakni di Kelurahan Drajat, Kecamatan Kesambi. Itu pun belum berjalan efektif.

Karena itu, untuk pelaksanaan BPNT ke depan, selama e-waroeng belum berdiri di banyak tempat di Kota Cirebon, dia akan memberitahu keluarga penerima manfaat tempat menukarkan kartu BPNT. Namun, dia meyakinkan e-waroeng ke depan akan berdiri di semua kelurahan atau kecamatan se-Kota Cirebon.

Terpisah, Kepala Sub Divisi Bulog Cirebon Titov Agus S menyatakan, dalam BPNT pihaknya berperan sebagai penyedia barang. Sesuai jumlah penerima BPNT yakni 16.994 kepala keluarga (KK), Bulog mengalokasikan 169.940 kg beras dan 33.998 kg gula pasir.

"Sebenarnya, BPNT tak jauh beda dengan program rastra atau beras sejahtera (sebelumnya dikenal raskin), hanya BPNT berlaku untuk warga perkotaan sedangkan rastra berlaku bagi warga kabupaten," papar dia.

Program rastra sendiri diyakinkannya tetap berlaku bagi warga Kabupaten Cirebon, Kuningan, dan Majalengka. Namun, untuk Kabupaten Cirebon belum dilaksanakan karena pihaknya masih menanti data sasaran penerima rastra dari Pemkab Cirebon.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya