Liputan6.com, Palembang - Salah satu korban penembakan anggota Polres Lubuklinggau dalam insiden razia berdarah pada Selasa, 18 April 2017, sempat kritis. Ia adalah Indrayani (35), penumpang kursi belakang Honda City berpelat BG 1488 ON yang menderita luka tembak di salah satu bagian tubuhnya.
Dari informasi yang dihimpun, setelah dievakuasi ke Rumah Sakit Siti Aisyah Lubuk Linggau, kondisi korban semakin menurun, bahkan kritis. Selain darah yang mengucur cukup banyak, terjangan peluru tajam yang menembus kepalanya membuat kondisi Indra semakin memburuk.
Pihak keluarga lalu sepakat membawa warga Desa Blitar, Curup, Bengkulu, itu ke Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif.
Advertisement
Pada Rabu dini hari, 19 April 2017, sekitar pukul 03.00 WIB, Indra langsung dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSMH Palembang dan ditangani petugas medis. Pada saat itu, kondisi Indra masih koma.
Baca Juga
Saat ditemui awak media di IGD RSMH Palembang, Indra masih lemah dan belum boleh dijenguk orang lain. Namun, ada beberapa orang kerabat korban yang masih menunggui korban.
Andri (26), keponakan Indra, salah satu yang turut menanti proses penyembuhan sang paman. Menurut dia, saat ini Indra sudah melewati masa kritis dan sadar. Namun, korban razia berdarah itu masih belum bisa diajak berbicara dan hanya menggunakan bahasa tubuh.
"Kondisinya sudah mendingan, tapi masih belum terlalu stabil. Belum bisa bicara juga, cuma geleng-geleng kepala saja saat ditanya," ujarnya kepada Liputan6.com, Rabu, 19 April 2017.
Indra juga akan menjalani operasi. Ia menegaskan luka tembak yang dialami korban bukan di kepala, tetapi salah satu bagian tubuh lain. Andre dan anggota keluarga lainnya masih menunggu hasil penanganan medis selanjutnya dari pihak RSMH Palembang.
"Belum bisa kasih informasi lainnya, karena paman saya sedang dioperasi. Nanti takut salah ngomong," kata dia.
Polisi Tanggung Biaya Perawatan Korban
Awalnya Andre mengetahui jika paman dan keluarga lainnya sedang berangkat menuju Muara Beliti di Kabupaten Musi Rawas. Rombongan keluarga itu hendak menghadiri hajatan salah satu sanak keluarganya yang menikah.
Namun sekitar pukul 12.00 WIB, Andre dikabari kerabatnya jika rombongan keluarganya mengalami insiden penembakan berdarah.
Hingga saat ini, polisi masih menanggung semua biaya penanganan medis hingga perawatan Indra selama di rumah sakit. Pihak keluarga pun terus berkoordinasi dengan polisi untuk segera mengusut tuntas insiden razia berdarah itu.
"Pihak kepolisian juga berjanji akan menindak tegas semua yang terlibat dengan penembakan ini," kata Andre.
Endang, Koordinator Pelayanan Pelanggan RSMH Palembang mengatakan, saat korban dirawat di IGD RSMH Palembang, pihak keluarga masih belum mau memberikan keterangan yang jelas.
Namun karena terus dibujuk, akhirnya pihak keluarga bersedia memberikan keterangan bahwa korban merupakan korban razia berdarah di Kota Lubuk Linggau.
"Korban akan mengikuti serangkaian operasi," ujarnya.
Sebelumnya, razia berdarah yang terjadi di Jalan Fatmawati, Lubuk Linggau, mengakibatkan enam dari delapan penumpang Honda City BG 1488 ON mengalami luka tembak. Salah satu penumpang yang berusia setengah abad meninggal dunia karena terkena tiga kali tembakan.
Nama-nama para penumpang Honda City hitam itu adalah Diki (30) yang bertugas sebagai sopir mobil dan terkena tembakan di bagian perut, Sumarjo (71) dan Gilang (8) yang selamat dari tembakan maut tersebut duduk di kursi samping Diki.
Empat penumpang yang duduk di kursi belakang, yaitu, Novianti (30) yang terkena tembakan di bahu kanan, Dewi Marlina (40) terkena tembakan di bahu kiri atas, Genta (2) tertembak di bagian kepala dan Surini (51) yang meninggal dunia karena terkena tembakan di bahu, perut dan dada.
Advertisement