Brigadir K dan Korban Razia Berdarah Masih Ada Hubungan Darah?

Dari informasi yang diperoleh, Brigadir K masih merupakan saudara jauh dari almarhumah Surini (57), korban jiwa razia berdarah Lubuklinggau

oleh Nefri Inge diperbarui 24 Apr 2017, 17:31 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2017, 17:31 WIB
Kapolda Sumsel mengantar jenazah korban razia berdarah menuju mobil ambulance yang akan menuju ke Bengkulu (Liputan6.com/Nefri Inge)
Kapolda Sumsel mengantar jenazah korban razia berdarah menuju mobil ambulans yang akan menuju ke Bengkulu (Liputan6.com/Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Insiden razia berdarah yang terjadi di Kota Lubuk Linggau, Sumatera Selatan (Sumsel), kini menelan dua korban jiwa. Brigadir K yang sudah ditetapkan sebagai tersangka tunggal sudah ditahan oleh pihak Polda Sumsel untuk menjalani serangkaian pemeriksaan lainnya.

Brigadir K yang bertugas sebagai anggota Sabhara Polres Lubuk Linggau ternyata masih ada hubungan darah dengan korban. Berdasarkan informasi yang diperoleh Liputan6.com, Brigadir K masih merupakan saudara jauh dari almarhumah Surini (57), korban jiwa pertama yang meninggal di dalam mobil Honda City warna hitam.

Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto mengatakan, ia sudah mendengar informasi tersebut dari salah satu anggota keluarga korban.

"(Dapat informasi) dari pakde Brigadir K saat ketemu saya. (Memang) ada hubungan keluarga," ucap dia kepada Liputan6.com saat ditemui di ruang kerjanya di Polda Sumsel, Senin (24/4/2017).

Ia pun menyerahkan kepada pihak keluarga jika akan menyelesaikan masalah antara keluarga tersangka dan korban. Namun, polisi tetap akan terus menegakkan hukum yang berlaku.

Hal serupa juga akan diterapkan kepada pengemudi Honda City hitam dengan pelat bodong BG 1480 ON. Menurut Kapolda Sumsel, polisi tetap akan memproses hukum, namun menunggu kondisi Diki sudah pulih dan bisa diperiksa.

Dari hasil tes psikologis tersangka, jenderal polisi bintang dua ini mengatakan, saat kejadian kondisi kejiwaan Brigadir K memang layak menggunakan senjata api. Jadi, Brigadir K bisa mempertanggungjawabkan tindakannya tersebut.

"Memang (Brigadir K sebelum insiden razia berdarah) hanya ingin menghentikan saja," ujar Agung.

Ia kembali menegaskan, pihaknya akan memproses hukum Brigadir K secara transparan dan tidak ditutup-tutupi. Termasuk, proses pemeriksaan para korban yang akan dijadikan saksi utama.

Hingga saat ini, imbuh Agung, pihaknya masih mendalami hasil pemeriksaan. Prosesnya pun agak lama lantaran para saksi utama masih dalam kondisi sakit dan tidak memungkinkan untuk diperiksa.

"Setelah keluar rumah sakit nanti, baru diperiksa. Polda Sumsel sekarang berkonsentrasi bagaimana korban bisa segera dipulihkan, sehingga ada informasi tambahan," sebut Agung.

Kapolda Sumsel juga mengucapkan turut berbelasungkawa atas meninggalnya Indrayani (35), salah satu korban razia berdarah yang selama enam hari dirawat di Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang.

"Kami semua mengucapkan turut berdukacita atas berpulangnya bapak Indrayani tadi pagi sekitar pukul 05.00 WIB," kata dia.

Sebelumnya, Kapolres Lubuk Linggau AKBP Hajat Mabrur Bujangga juga mengungkapkan bahwa antara korban insiden razia berdarah dan anak buahnya tersebut memang mempunyai hubungan keluarga.

"Mereka (korban dan Brigadir K) baru mengetahui jika ada hubungan keluarga setelah kejadian ini," Kapolda Sumsel memungkasi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya