Warga Kembali Protes Sabda Raja Yogyakarta

Sebanyak 50 orang beraksi Tapa Pepe menghadap Keraton Yogyakarta kembali memprotes Sabda Raja.

oleh Yanuar H diperbarui 27 Apr 2017, 10:05 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2017, 10:05 WIB
Konflik Keraton Solo Mereda, Keraton Yogya Hangat Lagi
Sebanyak 50 orang beraksi Tapa Pepe menghadap Keraton Yogyakarta kembali memprotes Sabda Raja. (Liputan6.com/Yanuar H)

Liputan6.com, Yogyakarta - Tidak hanya Keraton Surakarta yang ramai dengan masalah internal, Keraton Yogyakarta juga kembali digoyang terkait pergantian nama dan gelar Raja Yogyakarta melalui Sabda Raja setelah hampir satu tahun berlalu.

Sejumlah elemen dari pejuang keistimewaan dan kelompok agama yang berjumlah 50 orang menyuarakan protes itu. Mereka melakukan aksi Tapa Pepe di antara dua pohon beringin di Alun-alun Utara Yogyakarta dengan menghadap ke Keraton Yogyakarta pada Rabu sore, 26 April 2017.

Koordinator aksi Tapa Pepe, Abdul Muhaimin, mengatakan aksi itu dilakukan untuk mengingatkan dan mendoakan Sri Sultan agar sadar dengan langkah mengganti nama dan gelar yang dianggap tidak tepat.

"Aksi Tapa Pepe ini bukan untuk melawan. Kami tidak punya pretensi untuk perlawanan," ujarnya.

Tapa Pepe dilakukan dengan duduk dan memperlihatkan gambar Sri Sultan Hamengku Buwono I hingga Hamengku Buwono IX, juga Panembahan Senopati. Sikap itu menunjukkan penolakan atas pergantian nama Hamengku Buwono menjadi Hamengku Bawono X yang dinilai menabrak paugeran--aturan internal keraton.

Muhaimin mengatakan, sebagai raja Sri Sultan seharusnya menjadi pemelihara paugeran. "Kita berharap ada kesadaran dan kesepakatan semua rayi dalem (kerabat internal keraton) untuk mengikuti paugeran," kata dia.

Menjelang akhir aksi, para pejuang keistimewaan itu kembali menyuarakan sejumlah janji pribadi yang disampaikan Herjuno Darapito, nama kecil Raja Yogyakarta itu, sebelum bertakhta.

Janji itu di antaranya tidak mempunyai iri dan dengki dengan orang lain, merengkuh orang lain meskipun tidak senang, tidak melanggar paugeran, berani mengatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah, serta tidak memiliki ambisi selain kesejahteraan rakyat.

Namun, janji tidak melanggar paugeran itu nyatanya, menurut Muhaimin, dilanggar Sultan sendiri lewat Sabda Raja yang disampaikan pada medio 2015. Sabda Raja itu berisi perubahan gelar Sultan yang sebelumnya 'Ngarso Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing Ngalaga Ngabdurrakhman Sayidin Panatagama Khalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping Sedasa Ing Ngayogyakarta Hadiningrat' menjadi 'Ngarsa Dalem Sampeyan Dalem ingkang Sinuwun Sri Sultan Hamengku Bawono ingkang Jumeneng Kasepuluh Surya ing Mataram Senopati ing Ngalaga Langgenging Bawono Langgeng Langgenging Tata Panatagama'.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya