Liputan6.com, Bogor - Kebun Raya Bogor kini memasuki usia 200 tahun. Kebun raya yang terletak di jantung Kota Bogor itu berdasarkan sejarahnya berawal dari taman belakang Kantor Gubernur Hindia Belanda (Buitenzorg) pada 1817.
"Berawal dari taman, kini Kebun Raya Bogor menjadi pusat perlindungan keanekaragaman hayati Indonesia yang sudah berkembang ke sejumlah wilayah di Indonesia," kata Kasubag Kerja Sama dan Informasi Kebun Raya Bogor-LIPI, Roniati A Risna, di Bogor, Kamis (18/5/2017) dikutip Antara.
Awal mulanya, Prof C.G.C Reinwardt, seorang botanis berkebangsaan Jerman, mengusulkan kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Batavia G.A.G.P. Baron van der Capellen untuk mendirikan kebun botani sebagai lokasi penelitian. Usulan itu disampaikan Reinwardt pada 15 April 1817.
"Awalnya Kebun Raya Bogor dijadikan sebagai lokasi penelitian dan pengembangan tanaman bernilai ekonomi serta tanaman endemik Nusantara," kata Risna.
Usulan Reinwardt dipenuhi oleh Capellen dengan memberikan sebidang tanah di halaman belakang Kantor Gubernur Hindia Belanda yang ada di Bogor. Kemudian pada 18 Mei 1817 dilakukan pemancangan patok pertama yang dilaksanakan Reinwardt dengan dibantu oleh James Hooper dan W. Kent selaku kurator Kebun Raya Kew dari Inggris.
"Tanggal tersebut kemudian menandai berdirinya Kebun Raya Bogor yang dilakukan oleh Dr Carl Ludwig Blume selaku direktur yang baru," kata Risna soal hari jadi Kebun Raya Bogor.
Baca Juga
Sebagai langkah awal untuk mewujudkan taman penelitian, Blume melakukan inventarisasi koleksi tumbuhan yang ada di kebun. Dia kemudian menyusun katalog kebun yang pertama dan berhasil mencatat sebanyak 912 jenis (spesies) tumbuhan.
Seiring berjalannya waktu, Kebun Raya Bogor mengalami beberapa kali perubahan nama. Namanya berubah jadi "slands Plantentuin te Buitenzorg"Â pada era Direktur Reinwardt 1817-1822 sampai Direktur Melchior Treub 1880-1910. Selanjutnya, nama itu menjadi 'Botanisch Tuin te Buitenzorg' saat H J Wigman 1893-1921 dan PMW Dakus 1921-1942 menjabat sebagai kepala taman penelitian tersebut.
"Pada masa Sudjana Kassan menjabat, nama kebun raya menjadi Hortus Botanicus Bogoriensis. Sudjana orang pribumi pertama yang menjabat kepala kebun raya," katanya.
Risna menyebutkan, saat ini Kebun Raya Bogor merupakan salah satu satuan kerja di bawah LIPIÂ bersama empat kebun raya lainnya, yakni Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi, Kebun Raya 'Eka Karya' Bali, dan Cibinong Science Center-Botani Garden (CSC-BG).
"Kebun raya memiliki lima fungsi, yakni sebagai pusat konservasi tumbuhan, penelitian, pendidikan lingkungan, wisata, dan jasa lingkungan," kata Risna.
Dalam rangka puncak peringatan 200 tahun Kebun Raya Bogor ini hadir Presiden RI ke-5 Megawati Soekarno Putri selaku Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia. Megawati didampingi Kepala Staf Kepresidenan RI, Teten Masduki, yang mewakili Presiden Joko Widodo yang berhalangan hadir karena tengah melakukan tugas kenegaraan di Tiongkok.
Dalam peringatan dua abad Kebun Raya Bogor ini hadir pula Menteri Komunikasi dan Informatika Rudi Antara, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, Kepala LIPI Prof Iskandar Zulkarnain, dan duta-duta desa dari sejumlah negara seperti Jepang, Belanda, dan Jerman.