Liputan6.com, Sleman - Ada berbagai cara ditempuh agar menarik jemaah untuk datang ke masjid selama bulan suci Ramadan. Seperti di Masjid Al-Ikhlas Patukan, Ambarketawang, Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Masjid ini mengusung konsep Stasiun Ramadan dengan tema "Patukan berjemaah". Di depan masjid tersebut pun ada lokomotif sebagai bentuk simbol dari konsep ini. Satu lokomotif dibuat para remaja masjid dan dipajang di depan masjid.
"Inisiatif agar meriah dan bermakna. Maskot nilai filosofis. Temanya Stasiun Ramadan sudah ketujuh kali ini," ucap Barata Sunarya selaku Ketua III Takmir Masjid Al-Ikhlas Patukan, Minggu, 28 Mei 2017.
Baca Juga
Barata menjelaskan, tidak hanya maskot lokomotif yang mengesankan Stasiun Ramadan, tapi juga nama-nama program yang identik stasiun. Seperti Peron, yaitu Pasar Sore Ramadan.
Advertisement
Sinyal atau Sesarengan Nyinau Alquran dan Kereta Api atau Kajian Sore Tunggu Buka di Al-Ikhlas Patukan, serta Malam Ajang Silaturahmi dan Introspeksi Diri untuk Santri atau Masinis.
"Bisa juga karena dekat dengan stasiun inspirasinya. Berkumpul dan berbakat ke tempat yang dituju. Kegiatan sama dengan masjid lain, buka bersama, kultum, tarawih," ujar dia.
Barata mengatakan letak masjid Al-Ikhlas ini tidak jauh dari Stasiun Patukan, Gamping, Sleman, sehingga para remaja masjid mengambil tema tersebut. Sementara di daerah Patukan sebelum puasa juga dipasang rontek dengan tulisan yang mengajak untuk beribadah.
Rontek itu dipasang di pinggir jalan sekitar Patukan. Hal ini dilakukan agar nuansa Ramadan yang dekat dengan stasiun dapat terasa.
"Masjid ini bisa muat jemaah sampai 250 orang, tapi takjil siap 300 dus nasi setiap hari. Kami harap lebih tertata dan maksimal, seperti sahur bersama. Agar teringat bulan Ramadan dan mengondisikan suasana," kata Barata.