Nilai UN Jelek Berujung Gantung Diri Tragis

Belajar dari kasus gantung diri siswi, Kapolres Klaten mengimbau kepada orangtua agar hati-hati memberikan teguran kepada anaknya.

oleh Fajar Abrori diperbarui 05 Jun 2017, 15:45 WIB
Diterbitkan 05 Jun 2017, 15:45 WIB
Bunuh Diri
Ilustrasi Foto Bunuh Diri (iStockphoto)

Liputan6.com, Klaten - Tak kuat menanggung amarah sang ibu, seorang siswi SMP Negeri 2 Manisrenggo, Klaten, Jawa Tengah, berinisial BDH mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Ia bunuh diri dengan menggunakan kerudung warna merah muda dan hijau yang ditalikan pada kayu blandar dapur.

Kapolres Klaten AKBP Muhammad Darwis menjelaskan, kasus bunuh diri itu berawal dari pengumuman kelulusan SMP pada Jumat, 2 Juni 2017. Pada pukul 11.30 WIB, sang ibu pulang dari sekolah mengambil hasil kelulusan BDH.

"Begitu sampai di rumah (Dusun Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan), ibu langsung memarahi anaknya. Alasannya nilai ujian anaknya kurang memuaskan," ucap dia, Senin (5/6/2017).

Usai memarahi anaknya, ibunda BDH lantas keluar rumah. Selanjutnya, BDH berjalan menuju ke belakang rumah. Sang kakak mengira jika adiknya yang berusia 15 tahun ini sengaja ke kamar mandi tanpa ada rasa kekhawatiran melakukan hal yang aneh-aneh.

Beberapa menit berselang, adiknya ditunggu-ditunggu tidak keluar kamar mandi.

"Karena lama tak keluar, kakaknya masuk ke belakang. Kakaknya menemukan adiknya gantung diri menggunakan kain kerudung warna pink yang disambung kain kerudung warna hijau kemudian diikatkan ke kayu blandar," dia menjelaskan.

Kakak korban memanggil tetangga untuk menurunkan BDH. Selanjutnya, ia membawa korban ke Rumah Sakit Islam Manisrenggo, Klaten. Namun, nyawa BDH tidak tertolong.

Belajar dari kasus gantung diri siswi tersebut, ia mengimbau kepada orangtua agar hati-hati memberikan teguran kepada anaknya. Sebab, kemarahan orangtua bisa berujung fatal.

"Kalau seperti ini orangtuanya akan menyesal," ujar Kapolres Klaten.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya