Pantai Sawarna hingga Ujung Kulon Berbahaya Didekati Saat Ini

Pesisir Pantai Selatan yang berhadapan langsung dengan perairan Samudera Hindia memiliki karakter berbeda dengan pantai di Selat Sunda.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jun 2017, 19:20 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2017, 19:20 WIB
Pantai Sawarna di Kabupaten Lebak, Banten.
Pantai Sawarna di Kabupaten Lebak, Banten. (Liputan6.com/Sunariyah)

Liputan6.com, Lebak - Wisatawan diimbau tidak berenang di perairan Pantai Selatan di wilayah Kabupaten Lebak untuk menghindari kecelakaan laut. Peringatan ini seiring dengan laporan kondisi terkini alam setempat.

"Kami menerima laporan perairan selatan Pantai Lebak kurang bersahabat, selain ombak tinggi juga angin kencang disertai hujan," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi, di Lebak, Rabu, 28 Juni 2017, dilansir Antara.

Perinciannya, BPBD melarang pengunjung berenang di sekitar Pantai Ujung kulon, Binuangeun, Bagedur, Panggarangan, Sukahujan, Cihara, Bayah, Ciantir, dan Sawarna karena berbahaya bagi wisatawan.

Pihaknya juga menyampaikan surat peringatan cuaca buruk pada BMKG Banten, Polsek, Kesyahbandaran, TPI, petugas pengamanan pantai, pemilik hotel dan restoran.

"Kami berharap surat imbauan ini dapat dipatuhi dengan tidak berenang di sekitar pantai," katanya. 

Kaprawi mengimbau wisatawan yang mengisi liburan lebaran agar tidak beraktivitas di sekitar perairan Pantai Selatan untuk mencegah kecelakaan laut. Berdasarkan laporan dari BMKG Banten, selama sepekan ke depan cuaca di pesisir Pantai Selatan memburuk karena ada tekanan rendah di perairan Samudra Hindia.

Saat ini, kondisi perairan Pantai Selatan sangat membahayakan pengunjung yang berenang. "Kami minta wisatawan dapat mematuhi peringatan dan imbauan ini karena khawatir mereka tersapu gelombang tinggi," katanya. 

Ia menjelaskan cuaca pesisir Pantai Selatan yang berhadapan langsung dengan perairan Samudera Hindia memiliki karakter berbeda dengan pantai di Selat Sunda bagian utara. Karakter gelombang Pantai Selatan cukup tinggi dan banyak karang, sehingga berbahaya bagi pengunjung yang berenang di sekitar pantai itu.

Koordinator Pengamanan Pesisir Pantai Kabupaten Lebak Erwin Komara mengatakan saat ini sudah ada dua pengunjung objek wisata pantai itu meninggal dunia akibat tersapu ombak tinggi. Kedua pengunjung itu berasal dari Kabupaten Cirebon dan Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak.

 

 

Korban - Korban Laut Selatan

Korban Laut Selatan
Barang pribadi yang ditinggalkan korban Laut Selatan (Liputan6.com / Jayadi Supriadin)

Di bagian lain yang masih segaris pantai Laut selatan, Senin lalu atau sehari usai Lebaran, terjadi empat kejadian di empat pantai yang berbeda. Total enam korban wisatawan lokal terbawa hanyut keganasan ombak pantai pesisir selatan, Jawa Barat. Mereka berasal dari tiga kota berbeda di empat lokasi kejadian yang berbeda.

Perinciannya dua korban pertama yakni Rizal (15) warga Desa Desa Wanamekar Wanaraja, dan Nandang (14) warga Desa Pakuwon Cisurupan, keduanya warga Garut, Jawa Barat terseret arus ombak Pantai Cijeruk Kecamatan Cibalong Garut Selatan. Satu korban yakni Nandang (14) sudah berhasil ditemukan, sedangkan Rizal, korban lainnya masih dalam pencarian tim gabungan Basarnas, Jawa Barat.

Kemudian dua korban wisatawan asal Bandung terseret arus Pantai Ciseureuh, Desa Karangwangi, Kecamatan Mekarmukti, Garut, mereka antara lain Naluri Irama (25), warga Kampung Lambow, RT 4/8, Desa Cigeulang, Kecamatan Ciparay, serta Aji (15), warga Kampung Ciparia, Kecamatan Baleendah, keduanya masih dalam pencarian tom gabungan.

Sementara dua korban wisatawan lainnya, yakni Cepy (20) serta Dindin (8). Keduanya warga Kabupaten Tasikmalaya, menjadi korban keganasan ombak wisata Pantai Paping Blok, Desa Cimanuk, Kecamatan Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Sedangkan Santi (26), wisatawan asal Lembang, Bandung, berhasil diselamatkan dari amukan ombak wisata pantai Pangandaran, Kabupaten Pangandaran. Proses pencarian korban dilakukan tim gabungan dan Basarnas Jawa Barat.

Kepala Basarnas Jawa Barat, Slamet Riyadi, mengatakan pencarian yang dilakukan ke bibir pantai menggunakan patokan dari aplikasi SIMADA SAR untuk menghasilkan koordinat yang diperkirakan.

"Aplikasi SIMADA ini sudah pernah diaplikasikan saat operasi SAR sebelumnya," ujarnya.

Selain menggunakan aplikasi khusus, pencarian juga dilakukan melalui pantauan dari bibir pinggir pantai hingga empat sampai lima kilometer.

Untuk menghindari bertambahnya korban, dia menandaskan, pihaknya mengimbau agar masyarakat menjauhi bibir pantai dan tidak berenang.

"Kesadaran pengunjung masih kurang, buktinya masih ada saja yang nekat berenang ke pantai padahal sudah ada kejadian yang terbawa arus," katanya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya