Liputan6.com, Banjarnegara – Seorang pria dilaporkan mencoba menerobos Markas Polres Banjarnegara, Kamis, 13 Juli 2017. Saat diamankan oleh petugas, pria itu, YN menolak diperiksa. Dia juga menolak digeledah.
Kapolres Banjarnegara AKBP Nona Pricilia Ohei mengatakan petugas yang tengah berjaga saat itu, Bripda Prasaja Aji dan kedua rekannya mengadang penerobos itu. Dia menaruh curiga dengan kedatangan pria ini karena ketika ditanya keperluannya ke Polres, jawaban YN berubah-ubah.
YN mengatakan akan memperpanjang SIM. Namun, kali kedua ditanya, YN mengaku akan salat Duha di Masjid Mapolres. Kecurigaan semakin kuat saat YN menolak petugas yang hendak memeriksa ransel hitam yang digendongya.
"Saat YN diminta untuk membuka ransel hitamnya, ia menolak. Lalu saat diminta buka ransel kembali, YN hanya membuka ransel pada sisi samping dan sisi depan yang berukuran kecil. Ketika diminta membuka ransel pada bagian tengah yang berukuran besar, YN menolak dan menarik tas sambil berkata 'Saya mau salat, saya mau salat'," kata Kapolres.
Anggota Polres Banjarnegara yang sedang bertugas tersebut kemudian mengamankan YN di ruang SPKT bersama dengan barang bawaannya. Setelah diperiksa, ransel tersebut berisi sebuah sabit atau celurit dengan ujung yang patah dan benda lainnya.
Baca Juga
Kapolres menjelaskan, usai pemeriksaan YN, didapatkan informasi dari pihak keluarga yang diperjelas kepala desa dan kepala dusun temoat YN tinggal bahwa YN memiliki riwayat pernah dirawat di rumah sakit jiwa.
"Kami sudah mendatangi tempat tinggal YN. Menurut keterangan yang kami peroleh, YN terindikasi mengalami gangguan kejiwaan," ucapnya, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Sabtu, 15 Juli 2017.
Untuk membuktikan kebenaran tersebut, Polres Banjarnegara malam itu juga membawa YN ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di wilayah Banyumas untuk diobservasi. "Observasi yang dilakukan sekitar 14 hari ini untuk mengetahui apakah YN benar-benar mengalami gangguan kejiwaan," kata Kapolres.
Saat ditanya mengenai motif YN berusaha menerobos Mapolres, Kapolres Nona mengatakan hal itu masih diselidiki. Namun, ia menyebut jika penerobos itu diketahui sedang belajar agama sendiri melalui internet di warnet.
"Namun hingga saat ini, kami belum menemukan indikasi YN terlibat paham radikalisme. Bahkan saat ditanya mengenai ISIS, YN mengatakan tidak sependapat terkait ISIS," ujar Nona.
Advertisement
Saksikan video menarik di bawah ini: