Kronologi Penganiayaan oleh Kru PO Bus Versi Korban

Korban menyebut ia dianiaya kru PO bus itu dalam waktu berbeda dengan korban Riyan yang tewas.

oleh Panji Prayitno diperbarui 21 Jul 2017, 15:20 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2017, 15:20 WIB
Kronologis Penganiayaan oleh Kru PO Bus Versi Korban
Korban menyebut ia dianiaya kru PO bus itu dalam waktu berbeda dengan korban Riyan yang tewas. (Liputan6.com/Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Salah seorang korban selamat dari penganiayaan oleh kru PO Bus Bhineka Cirebon, Suhendra (22) masih dalam perawatan intensif di rumah sakit. Pantauan Liputan6.com, kondisi kesehatannya perlahan membaik meski tubuhnya masih membiru.

Dari informasi yang didapat, Suhendra banyak dipukul di bagian kepala dan badan saat kejadian. Bahkan, para penganiaya yang berjumlah lima orang tidak ragu memukulnya dengan balok kayu.

Bagian kaki Hendra juga memar parah karena diinjak dengan menggunakan kursi kayu. Ia menyebut salah satu penganiaya adalah anggota TNI.

"Iya dia (oknum TNI) juga ikut pukulin saya. Tapi, saya tidak sempat melihat namanya karena saya kesakitan saya hanya lihat pakaian loreng TNI saja," kata Suhendra, Kamis, 20 Juli 2017.

Hendra mengaku sudah meminta maaf saat diseret ke pul PO bus. Namun, anggota TNI tersebut sempat menyeret Hendra ke dalam toilet dan kembali memukulinya hingga hampir kehabisan suara.

Menurut Hendra, penganiayaan itu bermula saat ia dan Riyan, korban penganiayaan yang tewas, hendak mengisi bensin di SPBU pada Senin dini hari, 17 Juli 2017. Tiba-tiba, kata dia, seorang kondektur bus Bhinekaa melemparinya dengan bungkus rokok.

Tidak terima dilempar bungkus rokok, kedua korban kemudian mengejar bus tersebut dengan menggunakan sepeda motor. Saat bus berhenti di sekitar wilayah Plumbon, sepontan kedua korban langsung melempar bus tersebut dengan menggunakan batu.

Setelah itu, kedua korban langsung lari menggunakan motor. Namun, Riyan tertangkap kru PO Bus Bhineka.

"Kami kejar bus itu pakai dua motor. Setelah saya lempar, saya langsung kabur. Nah saya itu nggak tau, kalau Mas Ryan itu ketangkep," kata Suhendra.

Hendra juga mengaku pada Senin, 17 Juli 2017, pukul 08.00 WIB, mendapat SMS dari Riyan yang memintanya untuk datang ke PO Bhineka. Hendra memberanikan diri datang ke sana untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Namun sesampainya di PO Bhineka, ia langsung dibawa ke kantor operasional. Ia kemudian dianiaya oleh sejumlah orang, termasuk oknum TNI tersebut.

"Saya datang ke sana itu untuk menyelesaikan masalah. Tapi sampai sana malah dipukuli," kata Suhendra.

Suhendra menambahkan setelah dipukuli, dirinya kemudian diantarkan satpam PO Bhineka pulang ke rumahnya dalam keadaan babak belur. Atas kondisi ini, Hendra bersama keluarga juga menyatakan akan membawa kasus tersebut ke ranah hukum.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya