Guru Basa Penginyongan Unjuk Gigi Lewat Antologi Cerita Cekak

Penginyongan adalah bahasa Banyumasan yang dinilai semakin jarang dipakai oleh warga setempat.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 31 Jul 2017, 10:02 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2017, 10:02 WIB
Guru Basa Penginyongan Unjuk Gigi Lewat Antologi Cerita Cekak
Penginyongan adalah bahasa Banyumasan yang dinilai semakin jarang dipakai oleh warga setempat. (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Purwokerto – Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Jawa bersama Komunitas Teater Sastra Perwira (Katasapa) Purbalingga, Jawa Tengah, meluncurkan antologi cerita cekak (cerkak) basa penginyongan dan buku materi Bahasa Jawa SMP berjudul "Basaku Penginyongan".

Cerkak merupakan akronim cerita cekak yang berarti cerita pendek atau (cerpen) dalam bahasa Indonesia. Peluncuran antologi cerkak dan buku materi bahasa Jawa itu berlangsung di Operation Room Graha Adiguna Komplek Pendopo Dipokusumo, Sabtu, 29 Juli 2017.

Ketua MGMP Bahasa Jawa, Prasetiyo, mengatakan penerbitan antologi cerkak itu bertujuan untuk melestarikan basa penginyongan atau bahasa Banyumasan.

"Ingatase kanca-kanca guru Basa Jawa, mligine guru-guru Bahasa Jawa SMP se-Purbalingga, uga guru-guru mata pelajaran liyane sing nduweni krenteg nglestarekna basane dhewek, wusanane bisa nerbitna buku Antologi Cerkak ‘Pedhut Neng Gunung Slamet’ kiye (Kepada seluruh rekan guru Bahasa Jawa, terutama guru bahasa jawa SMP se-Purbalingga, juga guru-guru mata pelajaran lain yang memiliki keinginan melestarikan bahasa kita, akhirnya bisa menerbitkan antologi cerkak ‘Pedhut Neng Gunung Slamet’ ini)," kata Prasetiyo.

Prasetiyo menceritakan, antologi cerkak tersebut digagas pertama kali pada September 2015. Saat itu, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah bersama MGMP Bahasa Jawa Kabupaten Purbalingga mengadakan kegiatan bengkel sastra.

Lantas, ia mengajak rekannya sesama guru bahasa Jawa untuk menulis cerkak berbahasa Jawa. Keinginan itu pun akhirnya terwujud dengan terbitnya antologi cerkak berjudul "Pedhut Neng Gunung Slamet".

"Sadawane patang dina nganakna kegiatan bengkel sastra penulisan cerkak. (Selama empat hari pelaksanaan kegiatan bengkel sastra adalah penulisan cerkak)," ujarnya.

Akan tetapi, kata dia, tidak semua cerkak di dalam antologi tersebut menggunakan bahasa Jawa Banyumasan. Ada beberapa yang menggunakan bahasa Jawa Wetanan. Pasalnya, tak semua guru bahasa Jawa yang berada di Purbalingga berasal dari eks Karesidenan Banyumas.

Prasetiyo berharap dengan peluncuran antologi cerkak dapat disusul dengan karya sastra berbahasa Jawa yang lainnnya. Selain itu, guna menghidupkan kembali sastra penginyongan di eks Karesidenan Banyumas, khususnya Purbalingga.

Peluncuran cerita cekak diapresiasi Asisten Sekretaris Daerah Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Sigit Subroto. Menurut dia, kehadiran Antologi Cerkak Berbahasa Penginyongan dapat mengembalikan kembali semangat penginyongan di masyarakat.

Saksikan video menarik di bawah ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya