Dalam 16 Jam, Gunung Sinabung Erupsi 20 Kali

Penduduk di sekitar Gunung Sinabung enggan dievakuasi meski abu vulkanik tebal sudah mengguyur daerah itu.

oleh Reza Efendi diperbarui 02 Agu 2017, 18:01 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2017, 18:01 WIB
Dalam 16 Jam, Gunung Sinabung Erupsi 20 Kali
Penduduk di sekitar Gunung Sinabung enggan dievakuasi meski abu vulkanik tebal sudah mengguyur daerah itu. (Liputan6.com/Reza Efendi)

Liputan6.com, Medan - Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, menunjukkan aktivitas vulkanik yang sangat tinggi. Sejak pukul 00.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB, salah satu gunung tertinggi di Sumatera Utara ini telah 20 kali erupsi.

Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, Pemerintah Kabupaten Karo mengimbau warganya agar mau dievakuasi ke lokasi yang aman. Salah satunya desa yang diimbau untuk evakuasi adalah Perbaji, Kecamatan Tiganderket, karena di desa tersebut masih banyak warga yang tinggal.

"Awan panas tidak mencapai desa tersebut, namun abu vulkanik telah turun sangat tebal dan bisa membahayakan kesehatan warga di sana," kata Wakabid Penanggulangan Bencana Palang Merah Indonesia cabang Deli Serdang Supriadi, Rabu (2/8/2017).

Ia menjelaskan anggota PMI dan BPBD Karo saat ini telah berada di lokasi untuk mengevakuasi warga. Sebab pada pagi hari tadi, arah guguran awan panas ke Tenggara-Timur, Sigarang Garang, Sukanalu dan Gamber, dan menyebabkan debu sangat tebal.

"Warga di Perbaji tidak mau dievakuasi, mereka tetap memilih bertahan di kampung. Pihak BPBD terus berusaha membujuk warga agar mau dievakuasi. Anggota PMI juga sudah standby," katanya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo Natanail Perangin-angin menyebut, pasca-erupsi, pihaknya langsung berpatroli demi memastikan warga tidak memasuki zona yang dinyatakan bahaya.

"Ini untuk mensterilkan zona merah, apalagi kondisi gunung tidak dapat diprediksi," ujarnya.

BPBD Karo juga masih menyiram abu vulkanik yang menutupi jalan-jalan di sekitar Kota Kabanjahe, serta membagi-bagikan masker kepada warga yang terkena abu.

Sebelumnya, Gunung Sinabung berstatus Awas Level IV menyemburkan awan panas dengan ketinggian kolom abu 4,2 kilometer dan jarak luncur 4,5 kilometer. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menerangkan, ribuan penduduk terdampak langsung dari hujan abu vulkanik akibat letusan Gunung Sinabung.

Tidak ada korban jiwa, hujan abu menyebar di beberapa tempat seperti di Desa Perbaji, Sukatendel, Temberun, Perteguhen, Kuta Rakyat, Simpang Empat, Tiga Pancur, Selandi, Payung, dan Kuta Gugung. Masyarakat memerlukan masker dan air untuk membersihkan lingkungan.

PVMBG merekomendasikan masyarakat dan pengunjung agar tidak beraktivitas di dalam radius 3 km dari puncak, dan dalam jarak 7 km untuk sektor Selatan - Tenggara, di dalam jarak 6 km untuk sektor Tenggara - Timur, serta di dalam jarak 4 km untuk sektor Utara - Timur Gunung Sinabung.

"Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap ancaman bahaya lahar," katanya.

Mengingat telah terbentuk bendungan alam di hulu Sungai Laborus, maka penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran sungai Laborus agar tetap menjaga kewaspadaan karena bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol, bila tidak kuat menahan volume air sehingga mengakibatkan lahar/banjir bandang ke hilir.

Hingga saat ini, hanya ada 2.863 jiwa yang tinggal di pos pengungsian. Lainnya banyak yang tinggal di tempat lain di luar pos pengungsian. Kebutuhan sandang pangan secara umum terpenuhi.

Masyarakat diimbau untuk terus waspada dan mentaati rekomendasi pemerintah. Tidak dapat diprediksikan sampai kapan Gunung Sinabung akan berhenti meletus. Parameter vulkanik dan seismisitas gunung masih tetap tinggi sehingga potensi letusan susulan masih akan tetap berlangsung.  

Aktivitas vulkanik Sinabung secara umum sampai saat ini ditandai dengan gempa Low Frequency kurang dari 10 kejadian/hari dan pertumbuhan kubah lava yang relatif kecil. Volume kubah lava berdasar hasil pengukuran 19 Juli 2017 sudah mencapai 2,3 juta meter kubik.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya