Pesan Tak Terduga Mendikbud di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta

Mendikbud menyampaikan pesan penting yang tak pernah disangka sebelumnya.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 14 Des 2017, 17:00 WIB
Diterbitkan 14 Des 2017, 17:00 WIB
Gedung Olahraga SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
Mendikbud meresmikan gedung olahraga SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta

Liputan6.com, Yogyakarta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyambangi SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Kamis (14/12/2017). Kedatangannya ke salah satu sekolah swasta terbesar di Yogyakarta ini untuk meresmikan gedung olahraga baru milik sekolah itu.

Ia mengaku terkesan dengan sekolah yang luasnya mencapai puluhan ribu meter persegi ini. Bukan hanya gedungnya yang megah, tetapi juga kualitas pendidikannya. Terbukti, SMA Muhammadiyah 1 meraih gelar perpustakaan sekolah terbaik tingkat nasional pada tahun lalu.

Ia menceritakan, sekolah Muhammadiyah dulu ditujukan bagi masyarakat umum sewaktu masa kolonial. Sebab, tidak semua orang bisa bersekolah di institusi pendidikan Belanda.

"Kalau sekarang sudah bukan waktunya Muhammadiyah bikin sekolah gratis dan tidak mutu, Muhammadiyah harus bikin sekolah yang bagus, mutunya di atas sekolah negeri," ujar Muhadjir.Meskipun demikian, ia tetap meminta ada alokasi untuk siswa tidak mampu supaya bisa bersekolah di sekolah swasta yang bagus. Kuota untuk siswa tidak mampu tidak perlu diberi persyaratan berprestasi. Menurut Muhadjir, agak sulit mencari kriteria siswa miskin sekaligus berprestasi.

"Sekolah gratis dan mutu tidak bagus biar diurusin pemerintah," ucapnya.

Muhadjir juga sudah berupaya menghilangkan kasta sekolah negeri lewat kebijakan zonasi dalam penerimaan siswa baru. Tujuannya, supaya siswa dengan nilai tinggi tidak berkumpul di satu sekolah saja. Dengan demikian, kualitas pendidikan bisa merata.

 

 

Menelan Biaya Rp 8 Miliar

Gedung Olahraga SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
Mendikbud meresmikan gedung olahraga SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta

Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Tri Ismu, menuturkan gedung olahraga yang baru diresmikan untuk memfasilitasi siswa yang menggunakan kurikulum 2013, yakni ada penambahan jam olahraga.

"Jadi jam pelajaran olahraga tidak harus di pagi hari, karena kami juga sulit mengatur jadwal olahraga untuk seluruh siswa yang jumlahnya lebih dari 1.100 orang," kata Tri Ismu.

Gedung olahraga bernama Grha As-sakinah dibangun sejak akhir tahun lalu dan menghabiskan biaya sekitar Rp 8 miliar. Luas bangunan mencapai 3.000 meter persegi di atas lahan 2.200 meter persegi.

Gedung itu memiliki fasilitas fitness, bulu tangkis, basket, tenis meja, tapak suci, dan sebagainya. Areal berdaya tampung 800 orang itu juga bisa sebagai tempat pertunjukan seni.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya