Yogyakarta - Kawasan Gumuk Pasir Parangkusumo, Kretek, Bantul terendam air. Munculnya genangan di tengah gumuk ini sudah terjadi selama dua pekan terakhir. Fenomena alam tersebut oleh warga sering disebut siklus delapan tahunan.
Genangan air ini terjadi akibat hujan deras yang terjadi dua pekan lalu. Genangan air tersebut biasanya akan surut sendirinya jika curah hujan mulai berkurang.
"Hujan deras awal bulan lalu air belum keluar, baru setelah itu hujan turun dan akhirnya muncul air dari hamparan gumuk," ujar salah satu pengurus Pokdawis Cemara Sewu, Adiwarno kepada KRJOGJA.com, Senin (25/12/2017).
Advertisement
Baca Juga
Diungkapkanya, peristiwa alam tersebut oleh warga sekitar disebut siklus delapan tahunan. Namun kali ini munculnya tak hanya di satu tempat, tetapi di berbagai lokasi kawasan gumuk pasir. Jika hujan terus terjadi, maka dikhawatirkan genangan air makin lama surut.
Lurah Desa Parangtritis, Topo mengatakan, munculnya air dataran rendah gumuk pasir merupakan fenomena yan biasa. Menurutnya, kemunculan genangan air sebagai dampak curah hujan sangat tinggi dalam sebulan terakhir.
"Setiap tahun ada genangan air di area gumuk. Memang agak aneh karena di hamparan gumuk pasir kok muncul air, tetapi itu hal sudah sering terjadi. Tidak ada faktor lain penyebabnya selain hujan," ujar Topo.
Baca berita menarik lainnya dari KRJOGJA.com lainnya di sini.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Gumuk Pasir akan Diseterilkan dari Bangunan
Pemerintah Kota Bantul berkomitmen akan menertibkan bangunan di wilayah Gumuk Pasir Bantul. Sejak tahun lalu, Satpol PP Kabupaten Bantul sudah memberi waktu bagi warga yang tinggal di gumuk pasir agar segera meninggalkan kawasan tersebut. Sebab, kawasan tersebut termasuk kawasan yang dilindungi.
Kepala Satpol PP Bantul, Hermawan Setiaji mengatakan warga yang terdata masuk dalam area terlarang gumuk pasir Bantul mengaku ingin pergi dari kawasan tersebut. Menurut dia, lebih dari separuh warga sepakat meninggalkan kawasan tersebut.
"Kita kan dari 66 objek itu kan sudah hampir 60 persen selesai. Sisanya, mulai hari ini ada pergerakan pembongkaran sendiri. Hari ini ada satu rumah yang dibongkar sendiri. Kami berharap akan diikuti yang lain," ujar Hermawan saat dihubungi Senin, 17 Oktober 2016.
Ia mengatakan, sebagian warga yang belum membongkar bangunannya di kawasan gumuk pasir meminta waktu untuk membongkarnya sendiri. Hermawan menyebut, hanya sebagian kecil warga yang belum menolak membongkar bangunannya.
"Mereka bilang, 'Pak saya dikasih waktu sampai tanggal sekian ada juga'," ujar dia.
Terkait penolakan, Hermawan akan lebih mengutamakan pendekatan persuasif saat penertiban gumuk pasir Bantul. "Ya enggak apa apa, nanti kita dekati, kita tanyai kenapa kok menolak. Ada solusi enggak, solusinya seperti apa gitu. Ya jelas persuasif," kata dia.
Advertisement