Kembali Erupsi, Asap Kelabu Gunung Agung Capai 2,5 Km

Dua hari sebelum erupsi, Gunung Agung sempat didaki rombongan orang yang membawa misi rahasia.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 11 Jan 2018, 18:31 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2018, 18:31 WIB
Kembali Erupsi, Asap Kelabu Gunung Agung Capai 2,5 Km
Dua hari sebelum erupsi, Gunung Agung sempat didaki serombongan orang yang membawa misi rahasia. (dok. BNPB)

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Agung kembali erupsi mengeluarkan asap berwarna kelabu kehitaman dengan intensitas tebal bertekanan sedang. Ketinggian kolom 2,5 kilometer dari puncak kawah pada Kamis (11/1/2018), pukul 17.54 Wita.

Erupsi dengan amplitudo 27 milimeter diikuti gempa selama 130 detik. Asap condong ke arah utara hingga timur laut.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan aktivitas vulkanik masih cukup tinggi. Hal itu ditandai dengan tremor menerus dengan amplitudo 1-13 milimeter (dominan 1 milimeter).

Embusan, gempa vulkanik dalam, dan gempa tektonik jauh masih sering terdeteksi oleh Pos Pengamatan Gunung Agung PVMBG di Rendang. Status masih Awas (level 4).

"Daerah berbahaya hanya berada di dalam radius 6 kilometer dari puncak kawah. Di luar radius 6 kilometer kondisinya aman dan normal," katanya dalam keterangan tertulis kepada Liputan6.com.

Hujan abu vukanik diperkirakan jatuh di beberapa daerah di sebelah utara hingga timur laut dari Gunung Agung. Sebaran hujan abu tidak jauh dari Gunung Agung karena tinggi kolom erupsi hanya 2.500 meter. Selain itu, di sebagian lereng Gunung Agung cuaca mendung hingga hujan.

Informasi dari Pasebaya hujan abu vulkanik tipis dari Gunung Agung telah terjadi di Tulamben, Rubaya, dan Dukuh Kubu. "Aktivitas masyarakat normal. Tidak ada kepanikan di masyarakat," katanya.

 

Pengungsi Menyusut

Gunung Agung erupsi lagi
Gunung Agung erupsi lagi

Hingga saat ini, kata Sutopo, sebanyak 53.207 jiwa masyarakat masih mengungsi.  Para pengungsi tersebar di 233 titik pengungsian. Padahal, sebelumnya, berdasarkan data yang diperoleh BNPB, dari 190 ribu warga di kaki Gunung Agung yang tinggal di radius 8 kilometer hingga 10 kilometer, hanya 70 ribu yang mengungsi.

"Itu berarti ada 100 ribu lebih yang tetap tinggal," ucap Sutopo, saat dihubungi, Rabu (10/1/2018), dilansir Antara. Dengan begitu, jumlah pengungsi menyusut sekitar 17 ribu orang.

Menurut Sutopo, sifat masyarakat itu tidak suka "menengadahkan tangan" untuk menunggu bantuan, membuat pengungsi memilih kembali ke rumah. Jadi, ketimbang terbatas tinggal di pengungsian, mereka tetap memilih bekerja dengan bertani atau beternak di rumahnya.

"Mereka tidak mau mengungsi karena sudah lama tinggal di situ," ujarnya.

Mereka pun percaya tempat tinggalnya aman, sehingga ingin menjaga ternak, rumah, dan lahan pertaniannya. "Selain itu, mereka juga memiliki keyakinan Gunung Agung tidak akan melukai mereka," tutur Sutopo.

Sementara, kondisi Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai tetap aman dan normal beroperasi. Abu vulkanik dari erupsi Gunung Agung tidak menyebar hingga Kota Denpasar.

Aktivitas vulkanik Gunung Agung memang masih cukup tinggi dan berstatus Awas sehingga masih dimungkinkan terjadi erupsi dan embusan. Masyarakat diimbau tetap menaati rekomendasi pemerintah bahwa tidak beraktivitas apa pun di dalam radius 6 kilometer dari puncak kawah.

"Jangan melakukan pendakian, apalagi berada di sekitar puncak kawah karena sangat berbahaya. Di luar radius 6 kilometer, kondisinya aman dan normal," ujar Sutopo.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya