Berhasil Kabur dari Polisi, Penjudi Tewas Terseret Banjir

Niat hati kabur dari polisi, apa daya maut tak mampu ditolak si penjudi itu.

oleh Ola Keda diperbarui 16 Jan 2018, 09:03 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2018, 09:03 WIB
Akhir Tragis Penjudi Saat Kabur dari Polisi
Niat hati kabur dari polisi, apa daya maut tak mampu ditolak si penjudi itu. (dok. Basarnas Kota Kupang/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang - Nahas menimpa Ardi (29), warga Desa Tarus, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang. Ardi ditemukan tewas karena terseret banjir sungai setelah berusaha lolos dari kejaran polisi.

"Korban diketahui terseret banjir pada Sabtu malam sekitar pukul 21.30 Wita dan berhasil ditemukan dan dievakuasi personel kami tadi pagi," kata Abram Benyamin, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Klas A Kupang kepada Liputan6.com, Minggu, 14 Januari 2018.

Ia menjelaskan, kejadian tersebut bermula dari penggerebekan sabung ayam di Desa Tarus oleh aparat kepolisian setempat pada Sabtu malam, 13 Januari 2018. Saat digerebek, dua penjudi langsung lari kocar-kacir.

Salah satu penjudi itu adalah Ardi. Ia berlari menuju arah ke kali yang ada di sekitar lokasi. Ia tak sadar jika kali itu sedang banjir.

"Mereka ada dua orang yang mau melanggar di kali, namun dicurigai korban Ardi ini tidak terlihat temannya akibat terseret banjir di kali tersebut," kata Benyamin.

Warga setempat, kata Benyamin, lalu mencari Ardi di kali yang diduga menjadi tempatnya melarikan diri. Tak kunjung ditemukan, warga kemudian melapor ke Kantor SAR Kota Kupang sekitar pukul 23.00 Wita.

Mendapatkan laporan itu, Tim SAR kemudian menerjunkan delapan anggotanya ke lokasi kejadian. Tubuh Ardi baru ditemukan keesokan harinya, yakni Minggu pagi, 14 Januari 2018.

Tersangka perjudian itu ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa setelah terseret banjir sekitar 50 meter dari lokasi dia menyeberang.

"Setelah personel kami melakukan evakuasi, jenazah sudah dibawa ke rumah dukanya," kata Benyamin.

Perampok Jadi Tontonan

Perampokan bank (0)
Ilustrasi pewarna mata uang kertas yang dipakai untuk membatalkan perampokan. (Sumber Wikimedia Commons/Colin Brown)

Sebelumnya, dua anggota kepolisian dari bagian lalu lintas Polres Tulungagung menangkap komplotan perampok nasabah bank dengan modus penggembosan ban menggunakan paku di jalan raya Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Jumat, 12 Januari 2018.

Aksi pengejaran dilakukan begitu anggota kepolisian Brigadir Nanang yang saat itu melintas di lokasi kejadian upaya perampokan, Jalan Soekarno-Hatta, arah dari Kota Tulungagung, menuju perbatasan Trenggalek, sekitar pukul 11.30 WIB.

KBO Reskrim Polres Tulungagung, Iptu Herry Poerwanto, menuturkan, anggota kepolisian sempat menguntit mobil Kia Picanto nomor polisi W 1766 SO yang ditumpangi komplotan perampok spesialis nasabah bank berjumlah empat orang tersebut.

"Empat pelaku yang berada di dalam mobil Kia Picanto kami tangkap di Jalan Major Sujadi, dekat Masjid Jami' Desa Plosokandang, Kecamatan Kedungwaru. Namun, satu pelaku lain yang mengendarai sepeda motor Satria lolos," kata Herry, dilansir Antara.

Aksi penangkapan di tepi jalan raya provinsi arah Kabupaten Blitar menjelang salat Jumat itu sempat menjadi tontonan warga dan pengendara yang melintas. Apalagi, lokasinya yang berdekatan dengan Masjid Jami' Desa Plosokandang.

Para penumpang mobil Kia Picanto yang berisi empat orang, yakni Rizki Saputra (alamat Surabaya), Salman Ridwan (Pasuruan), Budi Waluyo (Lamongan), dan Zaenudin (Makassar) dihentikan oleh kedua anggota kepolisian dengan cara menodongkan senjata ke arah pengendara mobil.

Mereka lalu dipaksa keluar dan tiarap untuk digeledah hingga petugas buru sergap/Satreskrim dan Intelkam Polres Tulungagung datang untuk membawa mereka ke mapolres setempat.

Satu perampok lain yang kabur dan menjadi buron (DPO/daftar pencarian orang) diidentifikasi bernama Fadil alias Bakwan asal Krian, Sidoarjo. "Saat ini para pelaku masih dalam pemeriksaan tim penyidik," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya