Kisah Pilu Pasutri Bawa Jenazah Anaknya dengan Ojek Lantaran Tak Mampu Bayar Ambulans

Ovi dirujuk lagi ke RSUD Prof Yohanes Kota Kupang. Ovi pun berhasil melahirkan bayinya pada Rabu malam (26/2/2025) sekitar pukul 19.00 Wita. Sayangnya bayi yang dilahirkan sudah meninggal dunia

oleh Ola Keda Diperbarui 04 Mar 2025, 02:30 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2025, 02:30 WIB
Keluarga saat memuat jenazah bayi menggunakan sepeda motor karena tak mampu membayar biaya ambulans (Liputan6.com/Ola Keda)
Keluarga saat memuat jenazah bayi menggunakan sepeda motor karena tak mampu membayar biaya ambulans (Liputan6.com/Ola Keda)... Selengkapnya

Liputan6.com, Kupang - Sungguh miris nasib yang dialami pasangan suami istri, Yohanis Kunua dan Ovin Marlin Kunua, warga desa Fatunaus, Kecamatan Amfoang Utara, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Setelah bertaruh nyawa melewati perjuangan panjang, anak perempuan yang dilahirkan sang istri meninggal dunia di RSUD WZ Yohanes Kupang, Rabu 26 Februari 2025.

Ovin Marlin merupakan pasien rujukan dari Puskesmas Naikliu, Kecamatan Amfoang Utara, Kabupaten Kupang pada Senin (24/2/2025). Jauh dari rumah sakit, Ovi terpaksa dirujuk ke RSUD Naibonat menggunakan mobil sewaan dengan sistem carter sebesar Rp2 juta.

Merekapun menempuh perjalanan selama enam jam dengan kondisi jalan rusak parah.

"Mobil berangkat dari Naikliu sekitar pukul 11.00 Wita dan tiba pada pukul 17.00 wita di RSUD Naibonat, Kabupaten Kupang," ungkap Yohanes Kunua, Minggu 2 Februari 2025.

Setelah mendapat bantuan medis, keesokan harinya, Selasa (25/2/2025), Ovi dirujuk lagi ke RSUD Prof Yohanes Kota Kupang. Ovi pun berhasil melahirkan bayinya pada Rabu malam (26/2/2025) sekitar pukul 19.00 Wita.

Namun, sayangnya bayi yang dilahirkan sudah meninggal dunia. Bayi perempuan itu dinyatakan meninggal dari dalam kandungan.

 

 

Promosi 1

Simak Video Pilihan Ini:

Dibawa dengan Sepeda Motor

Keesokan harinya, Kamis (27/2/2025) jenazah bayi dibawa pulang ke kampung halaman di Kecamatan Amfoang Utara, Kabupaten Kupang. Pihak rumah sakit memberikan ambulans untuk mengantar jenazah, namun keluarga diminta harus membayar biaya sebesar Rp1.600.000.

Karena sudah kehabisan biaya, keluarga memutuskan menyewa mobil pikap dengan ongkos Rp800.000. "Kami terpaksa pakai pikap karena tidak ada uang lagi untuk sewa ambulans," ungkapnya.

Dalam perjalanan, mobil pikap yang disewa, hanya bisa mengantar sampai di pertengahan jalan, karena kondisi jalan yang tidak memungkinkan untuk dilalui hingga ke desa.

"Jenazah kami turunkan di sekitar observatorium dan mobil pikap kembali ke Kupang," katanya.

Tak ada jalan lain, peti jenazah terpaksa diangkut menggunakan sepeda motor hingga ke rumah. Untuk menghindari hujan, peti jenazah dibungkus dengan kantong plastik dan diikat pada sepeda motor.

Kapolsek Amfoang Utara, AKP I Nyoman Sarjana yang dikonfirmasi membenarkan kejadian ini.

"Iya benar, keluarga tidak sanggup membayar ambulans jadi sewa pikap, tapi karena jalan rusak, maka jenazah hanya sampai di lokasi observatorium dan diangkut lagi dengan ojek sampai ke Fatunaus," bebernya, Minggu 2 Februari 2025.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya