Gempa Banten Akan Pengaruhi Lempeng Lainnya, Seberapa Bahaya?

Gempa yang terjadi di wilayah Banten akan mempengaruhi dua lempeng lainnya yang berposisi sejajar.

oleh Dewi Divianta diperbarui 24 Jan 2018, 08:07 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2018, 08:07 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Bali
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Bali (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Denpasar Provinsi Banten diguncang gempa. Kekuatan gempa sebesar 6,1 SR itu dirasakan di Jakarta, Jawa Barat bahkan hingga ke Lampung, Sumatera. Rupanya, gempa yang diakibatkan aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia itu berpotensi berpengaruh terhadap lempeng lainnya.

Kepala Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat, Prof Dwikorita Karnawati menuturkan, setidaknya ada dua lempeng yang berpotensi berpengaruh akibat gempa tersebut. Salah satu yang berpotensi berpengaruh yakni adanya potensi tumbukan antara Lempeng Indo-Auatralia ke arah Lempeng Eurasia.

"Potensi lainnya yakni terjadi tumbukan Lempeng Samudera Pasifik dan Lempeng Eurasia. Lempeng Samudera Pasifik itu di timur Sulawesi ke arah barat menuju Lempeng Eurasia. Itu juga potensi," ujar Dwikorita, Selasa (23/1/2018).

Menurutnya, risiko yang ditimbulkan cukup luas karena lempeng yang disebutkannya itu melingkupi wilayah Sulawesi, Papua dan Ambon. "Jadi risikonya cukup luas," katanya. Meski terjadi tumbukan lempeng, namun ia menjelaskan hal itu terjadi di zona berbeda.

"Yang saya katakan Sulawesi, Papua dan Ambon itu zonanya dari Lempeng Pasifik. Jadi ada tiga lempeng yang posisinya sejajar yaitu Lempeng Pasifik, Indo-Auatralia dan Eurasia. Itu saling numbuk-numbuk," papar dia.

Ia mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan mengikuti arahan BPBD setempat serta informasi dari BMKG. Ia meminta agar masyarakat jangan terpancin oleh isu yang tidak bertanggungjawab mrngenai gempa bumi dan tsunami.

"Yang penting adalah menyiapkan mitigasi seandainya benar terjadi gempa agar korban tidak ada dan kerugian tidak besar. Caranya eduksi publik," tutup dia.

 

Gempa Banten juga Rusak Ratusan Rumah di Sukabumi

Gempa Banten
Rumah roboh akibat gempa Banten yang mengguncang sejumlah daerah di Jawa Barat. (istimewa)

Ratusan rumah warga di Sukabumi, Jawa Barat, dilaporkan rusak pasca diterjang guncangan gempa yang berpusat di wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Dampak kerusakan terjadi di 32 kecamatan di Kabupaten Sukabumi.

Laporan sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi menunjukan, dampak gempa terjadi di bagian utara dan selatan Kabupaten Sukabumi.

Di wilayah selatan Sukabumi, gempa terjadi di 16 wilayah kecamatan. Diantaranya Kecamatan Sagaranten, Jampangkulon, Simpenan, Waluran, Lengkong, Cibitung, Jampang Tengah, Warung Kiara, Bantargadung, Cisolok, Cidolog,Nyalindung, Palabuhanratu, Kalibunder, Pabuaran, dan Ciracap.

Kemudian wilayah utara Sukabumi, kerusakan akibat dampak gempa terjadi di Kecamatan Parakansalak, Cisaat, Kebonpedes, Gunungguruh, Parungkuda, Kalapanunggal, Cikidang, Nagrak, Cibadak, Kabandungan, Caringin, Ciambar, Cidahu, Cikembar, Cicurug, dan Cireunghas.

Laporan sementara, terdapat 165 bangunan mengalami kerusakan. Rinciannya, 23 unit rusak berat, 60 rusak Sedang 60, dan 82 unit rusak. Selain rumah, kerusakan juga terjadi pada rumah ibadah, dan bangunan sekolah.

"Untuk korban, sejauh ini kami dapat informasi ada dua orang luka ringan yakni di Kecamatan Kalapanunggal dan Kabandungan," ujar Eka Widiaman, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Sukabumi dikonfimasi Selasa malam (23/1/2018).

Jumlah kerusakan bangunan terbanyak berada di Kecamatan Cikidang, Desa Cikidang dimana 25 bangunan rumah rusak ringan dan lima rusak sedang. Kemudian di Kecamatan Cidahu, empat unit rusak berat, dua rusak sedang, dan 21 rusak ringan.

 

Dua Desa Terisolir

Gempa
Gempa Banten rusak 490 rumah, warga mengungsi ke tetangga. Foto: (Yandhi Deslatama/Liputan6.com)

BPBD Kabupaten Sukabumi juga mendapat laporan adanya dua desa yang terisolir. Lokasinya berada di Kecamatan Cikakak, dekat dengan Palabuhanratu.

"Menurut laporan kepala desa setempat, ada 100 kepala keluarga yang mengungsi akibat rumahnya rusak berat," kata Eka.

BPBD, kata Eka sedang dalam perjalanan menuju lokasi yang dilaporkan. Pihaknya berencana membuat tenda pengungsian di sekitar desa yang terisolir.

"Akan dibuat tenda pengungsian malam ini. Kami otw lokasi," pungkas Eka.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya