Jurus Balai Konservasi Riau Cegah Penyakit Menular dari Gajah

Upaya ini juga untuk menjaga para penjaga gajah dan warga sekitar agar tidak tertular penyakit dari hewan tambun itu.

diperbarui 01 Feb 2018, 16:01 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2018, 16:01 WIB
Ilustrasi gajah. (Reuters)
Ilustrasi gajah. (Reuters)

Pekanbaru - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau memiliki cara untuk menghindari penyakit menular pada gajah latih di tempat itu. Salah satunya, dengan melakukan pemeriksaan rutin terhadap gajah-gajah tersebut.

Kepala Humas BBKSDA Riau, Dian Indriati mengatakan bahwa penyakit yang ditularkan gajah itu dapat menimbulkan gangguan pernapasan, batuk berdarah, badan menjadi kurus, dan lemah.

"Kami melakukan proteksi gajah latih melalui Screening Mycobacterium tuberculosis Zoonosis yang mana secara alami dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya," kata Dian kepada Riauonline.co.id, Rabu, 31 Januari 2018.

Saat ini, ada 23 ekor gajah jantan dan 24 betina dari 47 ekor gajah latih yang telah diambil sampelnya. Gajah-gajah itu berasal dari lokasi Minas, Perawang, Buluh Cina, Kasang Kulim, Ukui, Duri, dan Gondai Riau.

 

Baca berita menarik lainnya dari Riauonline.co.id di sini.

 

Perlindungan Terhadap Penjaga Gajah

Ilustrasi Gajah
Ilustrasi (Reuters)

Sementara itu, pada kesempatan yang berbeda, dokter hewan klinik transit satwa Balai Besar KSDA Riau, Rini Deswita mengatakan bahwa untuk melindungi mahout (penjaga gajah) ataupun yang lainnya, BBKSDA melakukan pengambilan sampel darah untuk Screening Mycobacterium tuberculosis.

"Kenapa kami ambil sampel darah, karena penyakit tuberculosis itu disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang penularannya dari hewan ke manusia melalui beberapa cara," jelasnya.

Penularan itu berupa kontak langsung dengan hewan pengidap zoonosis dan kontak tidak langsung melalui vektor atau mengonsumsi pangan yang berasal dari binatang yang sedang sakit atau melalui perantara udara ketika seseorang berada pada lingkungan yang tercemar.

"Bakteri ini dapat berpindah dari saluran pernapasan melalui percikan dahak, bersin, tertawa atau berbicara, kontak langsung, atau dari bahan pangan dan air minum yang tercemar," tutupnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya