Menaruh Harapan dan Masa Depan di Danau Rawa Pening

Alam akan membalas setiap kebaikan dengan rezeki yang berkah kepada siapa pun yang merawat alam.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 21 Feb 2018, 22:01 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2018, 22:01 WIB
Danau Rawa Pening Jadi Wisata Pendukung Borobudur
Danau Rawa Pening Jadi Wisata Pendukung Borobudur

Liputan6.com, Semarang - Danau Rawa Pening di Semarang yang menjadi brand baru untuk rawa pening sukses menarik perhatian. Bukan hanya masyarakat, melainkan juga pemerintah dan pemerhati lingkungan hidup.

Persoalan utama Danau Rawa Pening adalah sedimentasi dan hulu sungai yang kotor. Sedimentasi menyebabkan pendangkalan akut, sementara hulu sungai kotor akhirnya menyuburkan gulma eceng gondok.

Direktur PT Sido Muncul Irwan Hidayat, menggandeng binaragawan dunia Ade Rai untuk membuat iklan yang tidak hanya memopulerkan produk Sido Muncul, tetapi juga memopulerkan rawa pening sebagai Danau Rawa Pening.

"Masalah utama itu yang coba saya siasati. Saya berharap dengan brand baru itu, Danau Rawa Pening makin ramai. Jika sudah ramai dan memberi nilai ekonomis secara wisata, nanti pada saatnya masyarakat akan bergerak sendiri membersihkan dan menjaga," kata Irwan Hidayat, di pabrik PT Sido Muncul, Rabu (21/2/2018).

Irwan menyebutkan, jika Danau Rawa pening sudah ramai, nanti masyarakat yang berada di hulu atau di sepanjang bantaran sungai bisa mencari nafkah di Danau Rawa Pening. Mereka juga akan sadar pentingnya menjaga kebersihan sungai sehingga pertumbuhan gulma eceng gondok bisa ditekan.

Direktur PT Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat menunjukkan gulma eceng gondok yang merusak danau Rawa Pening. (foto : Liputran6.com / edhie prayitno ige)

"Eceng gondok itu kan tumbuhnya di air kotor. Kalau nanti airnya bersih sejak dari sungai, tentu eceng gondok akan mati," kata Irwan.

Tak hanya itu, Irwan Hidayat kemudian mengajak para peneliti untuk meningkatkan nilai tambah eceng gondok. Terciptalah pelet bahan bakar dan briket bahan bakar eceng gondok.

"Masyarakat yang mau membersihkan kita beli sampah eceng gondoknya itu. Nah, nanti sampah eceng gondok itu yang kita olah. Jadi masyarakat membersihkan juga mendapatkan rezeki," kata Irwan.

Danau Rawa Pening kini memang menjadi lebih ramai. Namun, menurut Irwan Hidayat, tingkat keramaiannya belum seperti yang diharapkan. Irwan membayangkan bahwa danau ini jika dikelola dengan benar, akan mampu melibas popularitas Danau Sun Moon Lake di Taiwan.

 

Nominasi Kalpataru

sidomuncul
Direktur PT Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat menunjukkan area Rawa pening yang tertutup eceng gondok. (foto : Liputan6.com/edhie prayitno ige)

Usaha Irwan Hidayat mengajak berbagai pihak itu, akhirnya dilirik tim seleksi penerima Kalpataru. Irwan mengaku hanya berbuat yang seharusnya dia lakukan.

"Barangkali karena saya sudah mapan, jadi bisa berpikir lebih taktis, strategis, dan objektif. Iya tadi saya bertemu dengan tim seleksi, saya presentasi tentang Danau Rawa Pening," kata Irwan.

Irwan Hidayat masuk sebagai salah satu nominasi penerima Kalpataru kategori pembina lingkungan hidup. Jauh sebelum menggarap Danau Rawa Pening ini, Irwan juga diam-diam sudah membina para petani di lereng-lereng gundul.

Di kawasan Sumowono, Temanggung, bahkan daerah tandus seperti Grobogan, Irwan Hidayat membina ratusan petani untuk menanam tanaman kera seperti Kayu Manis (Cinnamon), Kayu Putih, dan tanaman lain.

"Itu kan bisa mencegah longsor, dan hasilnya nanti saya beli. Bukitnya jadi enggak gersang, petaninya dapat duit, saya juga dapat bahan baku," kata Irwan.

Irwan Hidayat mengaku lebih suka membangun jejaring dengan petani, selain mereka lebih paham tanaman, juga agar suplai bahan baku ke pabriknya terjaga.

"Rezeki buat petani dan Sido Muncul itu adalah bonus dari lingkungan yang kita rawat," Irwan menandaskan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya