Liputan6.com, Semarang PT Sido Muncul Tbk, kembali membuat terobosan. Kali ini PT Sido Muncul memproduksi iklan Kuku Bima Energi dengan bintang binaragawan Ade Rai. Shooting iklan dilakukan dengan drone di tengah rawa pening.
Berbeda dengan iklan produk biasanya, iklan Kuku Bima Energi kali ini justru memilih lingkungan yang rusak. Ya, Rawa pening yang memiliki luas 2700 hektar itu, ternyata tertutup gulma eceng gondok hingga 90 persen.
Direktur PT Sido Muncul Tbk, Irwan Hidayat menjelaskan, alasan utama membuat iklan ini bukan semata-mata memasarkan produk minuman energi. Namun juga mengkampanyekan perlunya menyelamatkan lingkungan.
Advertisement
Baca Juga
"Rawa Pening ini luasnya 2.700 hektar. Namun kemampuan menampung air hanya 20 juta meter kubik. Bandingkan dengan Sun Moon Lake di Taiwan yang hanya 827 hektar namun memiliki kedalaman hingga 30 meter sehingga memiliki kemampuan volume air lebih besar," kata Irwan Hidayat di sela-sela shooting iklan Kuku Bima Energi, Kamis (20/7/2017) di Rawa Pening Semarang.
Menurunnya kemampuan daya tampung adalah karena sedimentasi dan tumbuhnya gulma eceng gondok. Sedimentasi itu terutama disebabkan akar eceng gondok. Berbagai langkah kreatif untuk memanfaatkan eceng gondok lebih bernilai ekonomis, ternyata tak bisa menekan pertumbuhan eceng gondok yang tiap hari sudah dibersihkan itu.
"Saya berharap iklan Kuku Bima Energi ini bisa memberi inspirasi bagi pemangku kepentingan untuk bergerak bersama, membebaskan Rawa pening dari eceng gondok," kata Irwan.
Pembuatan iklan yang cukup menarik perhatian masyarakat itu dilakukan di tengah rawa pening, melalui pintu masuk jembatan biru desa Surupan Kabupaten Semarang. Ade Rai bersama sejumlah bintang iklan lain dan juga masyarakat setempat, mendayung perahu ke tengah rawa dan harus melalui permukaan air yang tertutup eceng gondok. Di tengah rawa pening itulah adegan inti iklan ini direkam dengan drone.
Irwan Hidayat menyebutkan, jika upaya pembersihan rawa pening sukses dilakukan, danau alam ini diharapkan bisa menjadi destinasi wisata baru yang me-nasional. Bahkan bisa menjadi kompetitor danau toba atau Sun Moon Lake di Taiwan.
"Tourism itu kan berkelanjutan dan berpengaruh ke semua sendi kehidupan masyarakat," kata Irwan.
Siap Tampung Eceng Gondok
Upaya pembersihan eceng gondok selain tak mudah karena tumbuhnya sangat cepat, juga menyisakan persoalan di mana gulma air itu akan dibuang. Selama ini masyarakat hanya membuangnya dengan menumpuk di tepi jalan. Sebagian memang sudah mampu memanfaatkan menjadi kerajinan berupa tas, sepatu, sandal, dan lain-lain.
"Namun itu eceng gondok yang batangnya memiliki panjang tertentu. Nah, akar dan daunnya serta batang yang pendek-pendek kan nggak bisa diolah," kata Irwan.
Irwan Hidayat yang seringkali melewati tepian Rawa pening kemudian menugasi tim riset untuk mengolah sampah eceng gondok yang ditumpuk itu. Hasilnya luar biasa. Sampah itu akhirnya berhasil diubah menjadi sumber energi. Diolah menjadi briket, serupa briket batu bara, juga diolah menjadi pupuk organik (karena kandungan nitrogen yang tinggi).
"Kalau semua bergerak, saya siap menampung sampah itu. Setorkan ke pabrik kami. Biar kami olah menjadi bahan bakar. Berapapun jumlahnya, kami siap membeli," kata Irwan Hidayat.
Keseriusan pesan menjaga lingkungan dan membersihkan alam itu sudah disiapkan dengan langkah lanjutan. PT Sido Muncul Tbk siap memberi pelatihan dan memberi tutorial pengolahan eceng gondok menjadi sumber energi kepada perusahaan-perusahaan yang membutuhkan.
Irwan menyatakan akan konsisten mempromosikan pariwisata Indonesia melalui iklan-iklan komersial korporasi. Upaya itu sudah dilakukan sejak tahun 2009 hingga sekarang. Tercatat ada Papua, Labuhan Bajo, Sumatera Utara, Nias, Borobudur, Semarang, Kalimantan, Prambanan, Danau Toba, Gunung Merapi, dan juga Gorontalo sudah menjadi "korban" promosi PT Sido Muncul Tbk.
"Sejauh ini efeknya bagus. Masyarakat dan pemerintah ikut merasakan manfaat iklan itu dengan naiknya jumlah wisatawan.
Advertisement