Tanah Longsor Kuningan, Cuaca Hambat Proses Evakuasi

Sejumlah wilayah di kawasan Pantura Jawa Barat rawan terdampak bencana. Proses evakuasi longsor Kuningan terkendala cuaca.

oleh Panji Prayitno diperbarui 26 Feb 2018, 07:30 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2018, 07:30 WIB
Tanah Longsor Kuningan, Cuaca Hambat Proses Evakuasi
Petugas SAR Brimob membantu melakukan evakuasi warga terdampak longsor di Kabupaten Kuningan Jawa Barat. (Dok Brimob Jawa Barat / Panji Prayitno)

Liputan6.com, Cirebon - Bencana alam masih menghantui beberapa daerah di kawasan Pantura Jawa Barat. Sejumlah instansi terus siaga melakukan berbagai langkah dan antisipasi menghadapi bencana alam.

Terbaru, pada Minggu, 25 Februari siang, terjadi pergerakan tanah dan longsor yang mengancam warga di tiga Dusun Desa Jabranti, Kecamatan Karangkancana Kabupaten Kuningan. Petugas BPBD, TNI, maupun Polri masih terkendala hujan deras yang mengguyur lokasi bencana dalam proses evakuasi.

Hujan dan petir menghambat proses evakuasi yang dilakukan petugas kepada warga terdampak longsor. Sementara itu, ketiga dusun yang dilanda bencana gerakan tanah dan longsor itu, yakni Dusun Banjaran, Dusun Winduherang, dan Dusun Jabranti.

Bencana tersebut mulai terjadi pada Kamis (22/2) pukul 16.30 WIB, setelah sebelumnya diguyur hujan deras dari pukul 13.00 – 22.00 WIB. Kepala BPBD Kabupaten Kuningan Agus Mauludin menjelaskan, untuk mengantisipasi timbulnya korban jiwa, ribuan warga di desa tersebut terpaksa diungsikan.

Data sementara pada Minggu (25/2/2018) pukul 20.00 WIB, tercatat sudah ada 467 kepala keluarga (KK) terdiri dari 1.333 warga yang mengungsi.

"Untuk sementara ini, evakuasi terhadap warga dihentikan terlebih dulu karena hujan, petir dan mati lampu di lokasi," kata Agus.

Dia menyebutkan, 1.333 warga yang sudah mengungsi tersebar di berbagai lokasi pengungsian. Yakni lokasi pengungsian Gunungjawa sekitar 758 jiwa, lokasi pengungsian Banjar Kedaton 491 jiwa dan lokasi pengungsian yang tersebar di luar Desa Jabranti kurang lebih 60 jiwa.

Dari jumlah warga yang diungsikan itu, sebanyak 53 jiwa di antaranya merupakan balita. Selain itu, 41 jiwa merupakan lansia.

"Proses evakuasi akan dilanjutkan besok (Senin)," sambung Agus.

Saat ini, warga yang terdampak bencana sangat membutuhkan bantuan. Di antaranya berupa kebutuhan bayi dan balita (seperti susu, biskuit, makanan bayi dan balita, serta diapers), kebutuhan wanita, perlengkapan mandi dan tidur, serta kebutuhan lainnya.

Evakuasi Bersama

Tanah Longsor Kuningan,  Cuaca Hambat Proses Evakuasi
Petugas SAR Brimob membantu melakukan evakuasi warga terdampak longsor di Kabupaten Kuningan Jawa Barat. (Dok Brimob Jawa Barat / Panji Prayitno)

Selain oleh petugas BPBD, evakuasi longsor juga dilakukan oleh TNI, Polri, relawan, Brimob dan unsur muspika. Dapur umum di lokasi pengungsian pun sudah didirikan.

Kaden C Pelopor Satbrimobda Jabar AKBP Widodo mengatakan, Tim SAR Brimob langsung diturunkan membantu evakuasi warga. Dia mengatakan, dalam proses evakuasi, petugas sempat kesulitan lantaran kondisi medan yang cukup berbahaya.

"Kondisi medan memang sangat sulit untuk ditembus dengan kendaraan, maka perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki untuk sampai ke lokasi bencana," kata dia.

Widodo mengatakan, pada hari pertama, beberapa tim SAR Brimob Jabar bersama masyarakat dan potensi SAR lainnya melakukan pembersihan material. Sementara anggota lainnya, membantu mengevakuasi warga sakit diberikan penanganan medis.

Selain di Desa Jabranti, kondisi serupa juga terjadi di Desa Pinara, Kecamatan Ciniru, Kabupaten Kuningan. Bencana gerakan tanah dan longsor yang melanda empat dusun di desa itu juga memaksa ribuan warganya untuk mengungsi.

Di Desa Pinara, tercatat sudah ada 943 warga yang mengungsi. Namun, proses evakuasi warga selanjutnya juga terhambat cuaca yang tidak memungkinkan sehingga akan dilanjutkan pada Senin (26/2/2018).

Saksikan vidio pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya