Liputan6.com, Semarang - Namanya Fitria Anggraeni. Perempuan muda berusia 25 tahun ini sehari-hari tinggal di Dusun Tanggulangin, Desa Margosari, Kecamatan Limbangan Kendal. Dengan latar belakang pendidikan formal yang minim dan nirketerampilan, Fitria mencoba peruntungan sebagai pemandu karaoke di daerah wisata Nglimut, Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.
Ternyata penghasilan dari menjadi pemandu karaoke tak seperti yang diharapkan. Pendapatannya hanya dari tips pengunjung. Hal itu memaksa Fitria berutang kepada pelanggannya.
Ia merasa kebutuhannya tak sebanding dengan pemasukan. Apalagi sebagai pemandu karaoke, ia butuh kosmetik dan peralatan kecantikan.
Advertisement
Baca Juga
Fitria berutang Rp 500 ribu kepada salah satu pelanggannya, Didik Ponco Sulistio, warga Desa Puguh, Kecamatan Boja, Kendal. Didik memang dikenal hobi ke tempat hiburan karaoke dan cukup royal.
Setelah sekian lama ternyata Fitria tak bisa mengumpulkan uang untuk membayar utangnya. Tragis, ia dibunuh, harta bendanya diambil, dan puncaknya jenazahnya dicor dengan semen di bak rumah Didik Ponco Sulistio.
Kisah itu disampaikan Kasatreskrim Polres Kendal AKP Aris Munandar, Senin (26/2/2018), setelah jajarannya sukses membongkar misteri hilangnya Fitria dan pencurian yang menimpanya.
Menurut AKP Aris, Fitria dibunuh dengan cara dicekik menggunakan selendang yang ada di rumah Didik.
"Pengakuan awal, tersangka jengkel karena korban tidak segera membayar utang. Bahkan saat ditagih, justru memaki kata-kata kasar," kata AKP Aris.
Dimaki-maki, Didik memuncak emosinya. Kejengkelannya berbuah tindakan sadis, yakni mencekik Fitria dengan selendang hingga tewas.
Melihat Fitria tewas, Didik bingung. Ia harus menghilangkan jejak. Jasad Fitria tak mungkin dibuang sembarangan karena akan gampang dilacak.
"Setelah dibunuh, awalnya cuma disembunyikan di bak mandi saja. Saya timbun pasir biar enggak bau," kata Didik kepada Liputan6.com.
Kisah Terungkap
Upaya Didik gagal. Setelah beberapa hari, ternyata bau busuk bangkai mulai tercium dan semakin menguat. Timbunan pasir tak kuasa menyembunyikan bau busuk. Akhirnya, jenazah itu ditambah dengan papan.
"Kemudian dilapisi dengan cor-coran beton," kata Kasatreskrim.
Tak ada kejahatan yang sempurna. Kejahatan akan selalu menunjukkan jalannya untuk akhirnya terbongkar. Terbongkarnya kasus ini pun demikian. Diawali dari penangkapan begal di wilayah Boja yang ternyata adalah Didik.
Dalam pemeriksaan, Didik mengaku terus terang bahwa ia membegal di wilayah Boja. Kelihaian penyidik bahkan mampu memaksa Didik untuk bercerita semua kejahatannya. Salah satunya membunuh Fitria dan mengecornya dengan beton di bak mandi.
"Kaget ada pengakuan itu. Segera kami memeriksa rumahnya. Dibantu warga, akhirnya kami temukan bak mandi yang diurug pasir dan dicor semen," kata Kasatreskrim.
Bak mandi dibongkar. Butuh waktu hingga 1,5 jam. Polisi pun mengundang semua pihak untuk menjadi saksi pembongkaran itu.
"Mayat korban ditemukan hanya mengenakan pakaian dalam dengan posisi telentang dan kaki dilipat," kata AKP Aris.
Advertisement