Pemuda Gangguan Jiwa Tidak Membunuh Ayahnya

Seorang bapak ditemukan tewas dengan luka lebam. Sang anak yang mengidap gangguan jiwa bersembunyi tak jauh dari lokasi jasad ayahnya.

oleh M Syukur diperbarui 26 Feb 2018, 11:31 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2018, 11:31 WIB
Anak Gangguan Jiwa Selamat dari Tuduhan Membunuh Ayahnya
Meski bebas dari tuduhan membunuh ayah kandungnya, pemuda gangguan jiwa itu tetap diserahkan ke Dinas Sosial untuk dirawat di rumah sakit jiwa. (Liputan6.com/M. Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Akibat gangguan jiwa yang diidapnya, Junaidi sempat digelandang ke Mapolres Siak. Dia dituduh telah mengakhiri nyawa ayah kandungnya, Juhari, yang ditemukan tak bernyawa di dapur rumah.

Namun, pria berusia 22 tahun itu selamat dari tuduhan setelah jasad ayahnya divisum dan diautopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Riau di Pekanbaru.

Menurut Kapolres Siak AKBP Barliansyah, memang pada wajah ayah Junaidi ditemukan luka lebam. Namun, dokter di rumah sakit menyatakan itu akibat benturan ketika korban jatuh ke lantai, bukan karena pemukulan.

"Hasil pemeriksaan juga menyebut ada sakit dalam, sehingga diduga itu penyebab kematiannya," kata Barliansyah.

Dokter di RS Bhayangkara, ucap Barliansyah, menyebut paru-paruh Juhari rusak. Pada jantung dan hatinya juga didiagnosis ada penyakit.

"Ada komplikasi pada jantung, hati dan paru-parunya," ucap Barliansyah, Minggu malam, 25 Februari 2018.

Meski tuduhan telah lepas, Junaidi tidak serta merta dipulangkan. Kepolisian sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial setempat terkait perawatan Junaidi di rumah sakit jiwa.

"Kan, sering mengamuk di rumah kalau tidak diberikan makanan enak. Untuk menghindari itu, sudah dikordinasikan dengan Dinas Sosial," kata Barliansyah.

 

 

Bukti Sayang Ayah

Anak Gangguan Jiwa Selamat dari Tuduhan Membunuh Ayahnya
Meski bebas dari tuduhan membunuh ayah kandungnya, pemuda gangguan jiwa itu tetap diserahkan ke Dinas Sosial untuk dirawat di rumah sakit jiwa. (Liputan6.com/M. Syukur)

Terkait makanan enak itu sebelumnya disampaikan istri Juhari, Nurseha. Perempuan 63 tahun ini menyatakan suaminya sangat sayang kepada Junaidi hingga sering memberikan makanan enak.

Meski diberi makanan enak, Junaidi tak selalu menghabiskannya. Terkadang makanan sisa disimpan Junaidi untuk dimakan di lain waktu, meski telah basi.

"Kadang makanan sisa dibiarkan basi, tapi tak boleh diambil. Itu pengakuan istri korban," jelas Barliansyah.

Saat suaminya meninggal di Kelurahan Kampung Rempak, Kecamatan Siak Kota, Kabupaten Siak, Riau itu, Nurseha sedang menginap di kediaman orangtuanya.

Tuduhan pembunuhan mengarah ke Junaidi karena saat kejadian, ia menghilang. Tak lama kemudian, Junaidi ditemukan di kamar mandi dan ketakutan melihat orang datang.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya