Stasiun Luar Angkasa Tiangong-1 China Belum Tentu Jatuh di Indonesia

Dari hasil pemantauan, stasiun luar angkasa Tiangong-1 milik China itu ‎kini berada di ketinggian 180 kilometer dari permukaan Bumi.

oleh Arya Prakasa diperbarui 29 Mar 2018, 17:00 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2018, 17:00 WIB
Ilustrasi Tiangong-1 di angkasa luar
Ilustrasi Tiangong-1 di angkasa luar. (CMSE)

Liputan6.com, Bandung - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memperkirakan stasiun luar angkasa milik China, yaitu Tiangong-1, akan jatuh di Indonesia, pada 1 April 2018. Hanya saja, perkiraan waktu dan tempat lokasi jatuhnya stasiun masih bisa meleset.

Peneliti Astronomi dan Astrofisika Pusat Sains Antariksa LAPAN, Tiar Dani mengatakan Tiangong-1 sudah tak mampu dikontrol sejak tahun 2017. Kini, stasiun tersebut akan kembali ke Bumi.

‎"Beratnya 8,5 ton, stasiun ini sudah tidak bisa dikontrol lagi sejak tahun kemarin oleh otoritas China," ucap Tiar saat dihubungi di Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/3/2018).

Jadi, Tiangong-1 kemungkinan akan kembali ke Bumi sekitar 1 April 2018, pukul 09.00 WIB. "Plus minusnya (perkiraan meleset) masih ada 19 jam, jadi masih tidak bisa diprediksi secara akurat," ujar Tiar.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

LAPAN Imbau Warga Jangan Panik

Tiangong-1
Ilustrasi stasiun antariksa China, Tiangong-1. (China Manned Space Engineering)

Dari hasil pemantauan, stasiun luar angkasa tersebut ‎kini berada di ketinggian 180 kilometer dari permukaan Bumi. "Pantauan sekarang sedang mengarah ke Bumi ketinggiannya 180 km menuju bumi, dianggap re-entry (kembali ke Bumi) pada ketinggian 120 km," ujar Tiar.

Namun begitu, dia belum dapat memastikan secara akurat di mana lokasi stasiun ‎luar angkasa itu akan jatuh dan belum tentu di Indonesia. Beberapa contoh kasus yang sama, satelit dan stasiun luar angkasa telah jatuh di laut dan kawasan tanpa penduduk.

"Peluangnya ada, tapi besar kecilnya kita belum bisa memastikan. Sebelum Tiangong, ada Skylite Amerika beratnya 100 ton, tapi jatuhnya di laut," katanya.

Menurutnya, puing stasiun luar angkasa ataupun satelit yang jatuh di kawasan penduduk persentasenya sedikit. Biasanya jatuh di lautan atau di kawasan tanpa penduduk.

‎"Jadi pada tanggal 1 April sebelum jam 09.00 WIB itu kita baru bisa memastikan Indonesia aman atau tidak, belum bisa dipastikan jatuh di Indonesia," lanjut Tiar.

Ia mengatakan pula, saat ini, masyarakat tak perlu khawatir berlebihan karena sebagian besar material stasiun akan terbakar oleh atmosfer. Dia pun mengimbau agar melaporkan kepada polisi ketika melihat benda jatuh dari langit.

Tiar mengakui, memang ada beberapa bagian yang utuh kemungkinan tangki bahan bakar, ditakutkan masih mengandung sisa bahan bakar roket.

"Kalau tersisa dan jatuh ke permukaan Bumi dan ada yang melihat terus langsung dipegang, ya lebih baik jangan, laporkan saja ke polisi nanti pihak LAPAN datang. Nanti kita update via Twitter," kata Tiar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya