Rahasia di Balik Cikal Bakal Pramusaji Restoran Padang Bawa Piring Bertumpuk

Di sebuah restoran Padang, ada pramusaji yang mampu membawa hingga 52 piring di lengannya.

oleh Erinaldi diperbarui 07 Apr 2018, 13:02 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2018, 13:02 WIB
[Bintang] Restoran Padang
Restoran Padang. foto: plus.google.com

Liputan6.com, Padang - Restoran Padang, selain dikenal karena rendangnya, juga karena keahlian pramusajinya. Pramusaji di restoran Padang terkenal dengan kemahirannya membawa piring berisi lauk berjejer di tangannya tanpa terjatuh.

"Di rumah makan Mamak (Paman) saya di Padang Panjang, pernah saya lihat pelayannya menyajikan 52 piring," ujar budayawan Minang, Musra Dahrizal Katik Rajo Mangkuto atau Mak Katik, kepada Liputan6.com, Selasa, 3 April 2018.

Rumah makan pamannya Mak Katik, Pondok Indah Raya, didirikan pada 1952 dan masih bertahan hingga kini. Restoran Padang ini masih menjalankan atraksi tersebut.

Mak Katik mengatakan tradisi di restoran Padang itu sulit ditelusuri jejaknya karena tak ada dokumen sejarah yang mencatat. Namun, ia memprediksi itu berasal dari tradisi pernikahan.

Di Minang, saat pernikahan, peran menyajikan makanan dilakukan Sumando (laki-laki yang bergabung dengan keluarga perempuan yang diikat dengan pernikahan).

"Saat penyajian ini, untuk lebih praktis, Sumando tak membawa satu atau dua piring, tapi bisa lebih. Tergantung kemampuan keseimbangannya," ujar Mak Katik.

 

Berlatih Menumpuk Piring

rumah Padang
Istana Silindung Bulan di Batusangkar, Tanah Datar, Sumbar. Istana yang disebut juga Rumah Gadang Sembilan Ruang itu merupakan replika istana lama Kerajaan Pagaruyung yang terbakar pada 1966.(Antara)

Dari tradisi pernikahan ini diaplikasikan di rumah makan Padang. Mak Katik memperkirakan mungkin saja ada Rang Sumando yang kebetulan bekerja atau punya usaha rumah makan.

Sebab, di rumah makan Padang, era dulu dan sekarang sangat berbeda. Dulu, sebutnya, pekerja rumah makan memulai kariernya dari dapur sebagai tukang cuci piring. Berlanjut ke tengah, hingga ke depan sebagai pelayan.

"Untuk mencapai level ke depan (pelayan), prosesnya panjang dan ada penilaian. Salah satu penilaian adalah kemampuan membawa piring tersebut," ujarnya.

Penilaian tergantung jumlah piring yang mampu dia bawa. Menurut Mak Katik, kemampuan itu tidak dilatih profesional. Namun, belajar dengan sendirinya. Jika pada awalnya baru mampu membawa 5 piring, besoknya ditambah dan ditambah lagi, begitu seterusnya.

Sekarang, karir di rumah makan makan Padang tak lagi seperti itu. Orang (pekerja) bisa saja langsung bekerja di depan. Sekarang, pramusaji mulai menggunakan gerobak dorong untuk membawa sejumlah piring.

"Rumah makan Padang yang menggaji pekerjanya dengan upah per bulan, tradisi menyajikan makanan dalam jumlah banyak diganti dengan gerobak," ujarnya.

Mak Katik juga menduga, tradisi membawa piring dalam jumlah banyak di rumah makan tersebut, salah satu yang menginspirasi lahirnya tari piring.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya