Mengintip Isi Ruang Kaca Penuh Tekanan di Atas Bandara Minangkabau

Pada musim lebaran, tekanan di ruang kaca yang berada di atas Bandara Internasional Minangkabau makin meningkat.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jun 2018, 05:03 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2018, 05:03 WIB
Bandara Minangkabau (Liputan6.com/Nurseffi Dwi Wahyuni)
Bandara Minangkabau

Liputan6.com, Padang - Berada di menara dengan ketinggian sekitar 40 meter dari permukaan laut, sejak satu jam terakhir mata Syafrinaldi tak lepas mengamati monitor berukuran 12 inci yang ada di hadapannya sembari terus berkomunikasi menggunakan radio.

Sejak 10 menit lalu, ia menerima komunikasi dari satu penerbangan rute Jakarta menuju Padang yang akan segera mendarat di Bandara Internasional Minangkabau di Padang Pariaman, Sumatera Barat.

Ia pun bersiap memandu pendaratan yang merupakan salah satu fase terpenting dan cukup menegangkan dari suatu penerbangan.

"Minang tower, Indonesian one six two," terdengar sapaan dari pilot kepada menara Air Traffic Controller (ATC) atau pengatur lalu lintas udara di Bandara Internasional Minangkabau tempat Syafrinaldi bertugas, dilansir Antara, Rabu, 13 Juni 2018.

"Indonesian one six two runway three three clear to land," jawab Syafrinaldi memenuhi permintaan pilot yang hendak mendarat.

Ia pun mengalihkan pandangan ke sisi kiri ruangan yang sekelilingnya di pasang kaca tersebut. Dari ujung landasan, lambat laun ia melihat "burung besi" yang didominasi warna putih mulai mendekat hendak mendarat.

Tak lama berselang, pesawat tersebut mendarat dengan mulus di bandara yang memiliki landasan sepanjang 2.700 meter tersebut. "Indonesian one six two, landed three zero stand number three," ucap Syafrinaldi mengarahkan pesawat untuk parkir ke apron bandara.

Ia pun lega dan merasa puas bisa memandu pendaratan pesawat tersebut dengan mulus tanpa ada kendala.

"Saya senang bisa memberikan pelayanan terbaik memandu jasa penerbangan, apalagi minggu ini jelang Lebaran adalah masa paling padat dan sibuk," ujar pengatur lalu lintas udara tersebut.

Syafrinaldi mengaku bisa memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Minangkabau yang pulang kampung saat Lebaran adalah hal yang luar biasa.

Menjelang Lebaran, kesibukan Syafrinaldi dan seluruh petugas lainnya meningkat. Jika pada hari biasa ATC Bandara Internasional Minangkabau melayani 60 pergerakan pesawat, saat arus mudik tak kurang dari 97 pergerakan harus dipandu baik mendarat maupun lepas landas per hari.

Dalam bertugas, seorang petugas ATC hanya dibolehkan memandu penerbangan maksimal selama dua jam dan setelah itu harus beristirahat dulu mengingat pekerjaan tersebut butuh konsentrasi tinggi.

"Kalau sudah dua jam biasanya istirahat dulu, nanti kalau ingin mengontrol lagi bisa," katanya.

 

 

 

 

 

Masa Terpadat

Bandara Minangkabau (Liputan6.com/Nurseffi Dwi Wahyuni)
Bandara Minangkabau

Dari data PT Angkasa Pura II, tercatat lima maskapai penerbangan mengajukan penerbangan tambahan untuk rute Jakarta-Padang mengantisipasi meningkatnya jumlah penumpang yang mudik pada Lebaran 1439 Hijriah.

"Hingga saat ini, tercatat ada lima maskapai yang telah mengajukan penerbangan tambahan yaitu Garuda Indonesia, Lion Air, Sriwijaya Air, Citilink dan Batik Air," kata Humas PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Minangkabau Fendrick Sondra.

Ia menyebutkan untuk Lion Air menyiapkan empat penerbangan tambahan per hari mulai 1 sampai 30 Juni 2018 atau totalnya sebanyak 120 penerbangan. Kemudian, Batik Air menyiapkan tiga penerbangan per hari mulai 1 Juni sampai 30 Juni dengan total keseluruhan 90 penerbangan ekstra.

Lalu, Sriwijaya Air juga menyediakan empat penerbangan tambahan setiap hari mulai 1 sampai 30 Juni dengan total 120 penerbangan. Berikutnya, Citilink menyediakan satu penerbangan tambahan per hari mulai 8 sampai 24 Juni dengan total keseluruhan 17 penerbangan.

Sementara, Garuda Indonesia satu penerbangan per hari pada 11 Juni sampai 14 Juni, tiga penerbangan pada 21 Juni, dan satu penerbangan pada 22 sampai 24 Juni 2018 dengan total keseluruhan 10 penerbangan. Dengan begitu, total penerbangan tambahan berjumlah 357 penerbangan.

Dengan bertambahnya pesawat yang harus dipandu, Syafrinalsi menyatakan saat musim padat jelang Lebaran, tingkat kesulitan pekerjaannya makin tinggi.

"Kami harus bisa mengaturnya sebaik mungkin mulai dari yang mau mendarat, lepas landas, parkir dengan berkoordinasi dengan berbagai pihak walaupun apron penuh pergerakan pesawat tetap terlayani," ujarnya.

Apalagi, saat ini taxi way di Bandara Minangkabau hanya satu bisa digunakan karena satu lagi sedang diperbaiki dalam rangka perluasan apron bandara. Ia pun dituntut untuk bekerja lebih ekstra memandu lalu lintas pesawat menuju dan dari landasan.

Kerumitan yang juga dihadapi adalah mengatur jarak antara satu pesawat dengan pesawat lain agar tidak ada yang tertahan baik di udara maupun bandara.

Salah satu yang juga harus dihadapi adalah ketika dua pesawat bersamaan mengontak ATC minta dipandu. Jika sudah begitu, prinsip yang dipakai adalah siapa yang terlebih dahulu berkomunikasi itu yang akan dilayani.

Pria yang sudah lima tahun menjalani profesi sebagai pemandu ATC itu mengaku amat menikmati pekerjaannya. "Kepuasannya saat pilot mengucapkan terima kasih setelah dipandu," ujarnya.

Meskipun harus bertugas di saat yang lain libur Lebaran, hal itu tak menyurutkan komitmennya memberikan pelayanan terbaik. "Pasti ada sedih tidak berkumpul bersama keluarga saat Lebaran, tapi yang namanya tugas tetap jalan dan saat seperti ini kami harus bekerja maksimal," katanya lagi.

 

Masih Manual

traffic
Menara kontrol lalu lintas udara (telegraph.co.uk)

Dengan padatnya lalu lintas udara di Bandara Minangkabau, General Manajer Airnav Cabang Padang Wisnu Hadi Prabowo menyatakankan petugas ATC dituntut bekerja dalam kondisi prima karena butuh konsentrasi tinggi.

Oleh sebab itu, sebelum bertugas kesehatan para petugas akan diperiksa untuk memastikan kondisinya bugar. ATC juga bertugas mengatur lalu lintas udara yang melewati wilayah udara Sumatera Barat agar tidak bertabrakan di udara.

Ia menyampaikan saat ini di BIM masih ATC masih menggunakan sistem manual sehingga menggunakan metode prosedural berdasarkan laporan dari pilot terkait posisi dan ketinggian.

Namun, pihaknya mengembangkan sistem yang disebut chronos untuk mengatur waktu keberangkatan mana yang bisa digunakan maskapai untuk mendarat dan lepas landas yang dapat diakses secara daring oleh maskapai.

Bila ada penerbangan yang tertunda, Airnav akan mengatur sedemikian rupa agar keteraturan lalu lintas pesawat baik di udara maupun bandara bisa berjalan dengan lancar.

"Jika dibutuhkan, maka pilot bisa diminta bertahan di udara untuk memberikan prioritas kepada yang hendak berangkat atau sebaliknya," kata dia.

Petugas ATC Bandara Minangkabau dalam bekerja dibagi atas tiga sesi yaitu sesi pertama pukul 07.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB, sesi dua pukul 13.00 WIB hingga 20.00 WIB dan berikutnya pukul 20.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB.

Saat memandu, biasanya dilakukan oleh dua orang yaitu eksekutif kontrol dan asisten eksekutif kontrol. Dalam bekerja, ia dilengkapi beragam peralatan penunjang mulai dari alat komunikasi dengan pilot, peralatan pengatur lampu landasan, hingga info terkini soal cuaca.

Untuk menjadi seorang pemandu lalu lintas udara, seseorang harus menempuh pendidikan khusus berupa sekolah kedinasan seperti yang ada di Curup, Medan, Makasar, dan Surabaya, yaitu Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia.

Setelah lulus, ia bisa melamar ke Lembaga Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau Airnav Indonesia selaku pengelola ATC.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya