Liputan6.com, Tolitoli - Indonesia memang kaya akan budaya serta kearifan lokal masyarakatnya. Seperti halnya budaya Basiara atau silaturahmi usai Hari Raya Idul Fitri Di Desa Galumpang, Kecamatan Dakopamean, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah. Itu adalah salah satu warisan yang perlu dipertahankan, bahkan disebarluaskan di kalangan masyarakat Indonesia.
Budaya Basiara di desa ini tidak seperti silaturahmi usai Lebaran di kota-kota lainnya di Indonesia. Masyarakat Desa Galumpang diatur sedemikian rupa oleh pemerintah desa serta tokoh masyarakat hingga memiliki jadwal untuk menerima tamu dan berkunjung kepada sanak saudara serta kerabat mereka di desa tersebut.
Tamu yang datang pun terbilang unik, tidak seperti kota atau desa lainnya. Puluhan hingga ratusan masyarakat per harinya bisa datang ke rumah warga dengan berbondong-bondong. Dengan jadwal yang sudah ditentukan sebelumnya, pastinya tuan rumah sudah siap dengan kedatangan para tamu kerabat mereka ini.
Advertisement
Baca Juga
"Sudah ratusan tahun budaya ini dipertahankan oleh masyarakat, sebab budaya ini dapat mempererat tali persaudaraan antara sesama," kata Jabir Rabile, seorang tokoh masyarakat, Rabu, 20 Juni 2018.
Jabir juga menjelaskan Basiara ini sudah diwarisi turun temurun. Menurutnya, di tengah isu radikalisme dan maraknya aksi terorisme di Indonesia, budaya Basiara bisa menjadi salah satu solusinya.
"Dengan Basiara hampir semua anggota masyarakat desa saling mengenal satu sama lainnya, akhirnya tak ada anggota masyarakat yang merasa tersisihkan," ujar Jabir, mantan orang nomor satu di desa itu.
Ia menambahkan bahwa radikalisasi susah untuk masuk di desa yang penduduknya saling mengenal satu sama lain. "Jadi. kalau ada hal-hal aneh yang dilakukan salah satu anggota masyarakat itu, dengan cepat langsung terdeteksi, sebab semua masyarakat saling kenal-mengenal, baik kehidupan maupun kebiasaan hingga mata pencaharian," tuturnya.
Saksikan video pilihan berikut ini: