Hotel Rancangan Bung Karno di Bali Segera Dipercantik, Anggarannya Rp 2,8 Triliun

Hotel rancangan Bung Karno yang dibangun pada 1965 kondisinya dinilai memprihatinkan. Lima BUMN patungan untuk mempercantiknya setelah diarahkan Jokowi.

diperbarui 01 Jul 2018, 16:02 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2018, 16:02 WIB
Hotel Rancangan Bung Karno di Bali Segera Dipercantik, Anggarannya Rp 2,8 Triliun
Hotel rancangan Bung Karno yang dibangun pada 1965 kondisinya dinilai memprihatinkan. Lima BUMN patungan untuk mempercantiknya setelah diarahkan Jokowi. (dok. grandinnabalibeach.com/Dinny Mutiah)

Denpasar – Grand Inna Bali Beach (GIBB) Sanur pernah menjadi ikon pariwisata Bali. Hotel rancangan Bung Karno itu merupakan salah satu pionir pariwisata di Pulau Dewata.

Seiring waktu, wajah hotel tersebut berubah menjadi memprihatinkan. Presiden Joko Widodo yang pernah menginap semalam pada Agustus 2017 lalu merasakan hal itu.

Ia lalu memanggil Direktur Utama PT HIN Iswandi Said untuk menekankan bahwa hotel yang didirikan pada 1965 itu memiliki sejarah yang kuat dalam pariwisata di Bali.

"Bangunan ini ikon pariwisata Bali saat itu. Makanya, presiden mengatakan agar hotel tersebut difungsikan sebagaimana dahulu kala sebagai ikon pariwisata Bali," kata Deputi Menteri BUMN Bidang Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata, Edwin Hidayat Abdullah, Jumat, 29 Juni 2018.

Bersama empat BUMN karya yang meliputi PT Waskita, PT Wijaya Karya, PT Hutama Karya, dan PT Pembangunan Perumahan, PT Hotel Indonesia Natour (HIN) yang membawahi Grand Inna Bali Beach akan mengembangkan kawasan tersebut menjadi lebih modern.

Revitalisasi itu bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan serta okupansi kamar. Apalagi, kata dia, Sanur memiliki potensi alam luar biasa yang bisa menarik perhatian dunia internasional.

"Seharusnya Sanur tidak kalah dengan Kuta dan Nusa Dua. Sanur lebih dulu dibangun, sementara Nusa Dua saat masih rawa, tetapi kenapa terbelakang," kata Edwin.

Sementara, Direktur Utama PT HIN Iswandi Said menjelaskan, kawasan Grand Inna Bali Beach yang memiliki luas lahan 42 hektare akan dikembangkan menjadi hotel negara. Dalam proyek pengembangan tersebut, hotel akan dilengkapi convention center terbesar di Bali yang mampu menampung lima ribu orang.

Ada pula Eco Park seluas 15 hektare yang mengambil lahan lapangan golf, art market yang dapat mengakomodasi UMKM dalam menjual produk, serta pembangunan hotel bintang 3, 4, dan 5.

"Ground breaking akan dilakukan pada Oktober mendatang. Sejalan dengan pemenuhan aspek administratif perijinan," tuturnya.

Saat ini, Grand Inna Bali Beach memiliki 529 kamar dan akan ditambah menjadi 930 kamar. Bentuk menara pada hotel Grand Inna Bali Beach akan dipertahankan dan hanya bagian interior yang direnovasi secara modern.

Sementara pada bagian taman dikembangkan dengan menambah lantai, serta renovasi kamar cottage sebanyak 110 unit dengan fasilitas presiden villa.

"Target bertahap karena kami ingin operasional tetap berjalan. Proyek ini akan memakan waktu sekitar dua sampai tiga tahun dengan anggaran Rp 2,8 triliun," jelas Iswandi.

Anggaran Rp 2,8 triliun ini akan dibagi dari empat BUMN karya. Sementara, anggaran dari HIN sendiri dari kepemilikan lahan.

Saat ini, rata-rata okupansi kamar di kawasan Grand Inna Bali Beach mencapai 67 persen. "Setelah pengembangan ini, kami berharap okupansi bisa meningkat 80 persen," ucapnya.

Baca berita menarik JawaPos.com lainnya di sini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya