Palangka Raya - Bagi Anda yang suka bermain dengan binatang buas perlu lebih waspada. Pasalnya, binatang buas tetaplah berbahaya walau memberikan kesan lucu. Sebagaimana yang dialami Rizki Ahmad yang baru saja dipatuk ular king cobra peliharaannya sendiri.
Sebelumnya, foto Rizki Ahmad sempat viral karena bermain dengan ular king cobra. Pemuda yang mengaku sejak usia 6 tahun sudah suka dengan ular itu kerap menunjukkan keberaniannya bermain ular di Bundaran Besar dan Taman Pasuk Kameloh, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Tapi, Minggu pagi, 8 Juli 2018, di Bundaran Besar justru menjadi bencana baginya. Dia dipatuk king cobra atau ular raja kobra.
Advertisement
Rizky Ahmad alias Dewa dinyatakan meninggal oleh pihak RSUD dr Doris Sylvanus, Senin, 9 Juli 2018, pukul 08.30 WIB setelah dirawat sekitar 25 jam. Kematian pawang ular berusia 19 tahun setelah dipatuk king cobra pada Minggu pagi, 8 Juli 2018, di Bundaran Besar itu menjadi buah bibir masyarakat Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Berikut 5 kejadian tragis hingga keajaiban terkait serangan ular king cobra:
1. Tidur Bersama Ular, Ritual Kematian Rizky yang Tewas Dipatuk King Cobra Peliharaan
Kematian Rizki Ahmad masih belum sepenuhnya dipercaya, termasuk oleh keluarga. Mereka percaya Dewa masih bernyawa. Keyakinan itu mereka rasakan lantaran kondisi suhu tubuh Dewa masih hangat. Wajahnya tidak begitu pucat. Sekitar leher sesekali mengeluarkan butiran keringat.
"Pihak keluarga terus berharap adanya mukjizat. Memang korban sebelumnya sudah sempat mau dimandikan, tapi saat dipegang badannya kok hangat. Karena itu, kami keluarga tidak mau memandikannya dulu. Meski lubang kuburan sudah selesai digali," kata Suwardi, ayah korban, Senin sore, dikutip Jawapos.com.
Sampai malam sekitar pukul 21.30 WIB, puluhan warga masih berdatangan. Mereka mengerumuni tubuh Dewa yang ditutup kelambu. Mereka menyebutnya ritual tidur bersama ular. Sontak, hal yang masih awam dilihat warga Palangka Raya itu menyedot perhatian warga yang berbondong-bondong datang ingin melihat secara dekat.
Suwardi mengungkapkan, Dewa sempat berpesan, jika suatu saat kobra atau ular peliharaannya menggigit, tak boleh membalasnya dengan menyiksa atau membunuh king cobra itu.
"Anak saya berpesan, jika sewaktu-waktu tergigit oleh ularnya sendiri, tolong jangan dibunuh, tapi dilepasliarkan saja," bebernya kepada Kalteng Pos (Jawa Pos Group) di rumah Jalan Danau Rangas.
Baca berita menarik JawaPos.com lainnya di sini.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Â
Tragedi Sahur dan Kobra Nyelonong ke Puskesmas
2. Tak Kunjung Sahur, Ibu Muda Ternyata Tewas Digigit King Cobra Saat Tidur
Seorang ibu rumah tangga, Siti Fatimah binti Sawadi (38), di Desa Cihonje RT 02/12 Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, diduga meninggal akibat gigitan ular king cobra ketika ia sedang tertidur.
Tragisnya, ia diketahui telah meninggal dunia saat dibangunkan untuk bersahur di hari keempat Ramadan 2018, Minggu dini hari, sekitar pukul 03.00 WIB.
Informasi yang diperoleh Liputan6.com, suami korban, Tohirin (35), ketika itu baru pulang menjelang waktu sahur tiba, sekitar pukul 02.00 WIB. Ia melihat istri dan dua anaknya tidur di depan televisi dengan beralaskan kasur lantai.
Tak ingin menganggu, warga Banyumas ini pun menuju kamarnya dan langsung tertidur lantaran kelelahan. Menjelang waktu sahur, ia kembali terbangun. Sebabnya, istrinya tak kunjung bangun untuk mempersiapkan santap sahur.
Sekitar pukul 03.00 WIB, ia pun membangunkan istrinya. Namun, Fatimah tetap diam. Ketika dipegang sekujur tubuh Fatimah juga sudah dingin.
Ada bercak darah akibat luka kecil di telapak kaki kiri istrinya. Namun, Tohirin tak tahu bahwa penyebabnya.
Penasarannya terjawab ketika Tohirin melihat ada ular king cobra sepanjang 2,5 meter sebesar lengan orang dewasa berlindung di balik pintu. Di telapak kaki kiri istrinya juga ada bercak darah.
3. Masuk Puskesmas Saat Warga Lagi Ramai, King Cobra Dibunuh
Pagi itu, Jumat, 31 Maret 2017, Puskesmas Pembantu (Pustu) di Desa Pundu, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mulai ramai dikunjungi warga yang mau berobat.
Sebagian warga berbaris antre mendaftar, dan sebagian lagi tengah menunggu jadwal berobat, tiba-tiba dikagetkan masuknya ular kobra. Pengunjung gempar, warga berhamburan keluar puskesmas ketakutan terkena gigitan.
Ular berbisa yang dapat membunuh manusia dewasa itu, diakui Kepala Desa Pundu Sugiarto merupakan penampakan pertama. Hal yang membuat kaget, ukurannya yang sebesar pergelangan kaki pria dewasa dengan panjang hampir lima meter.
"Warga memutuskan membunuhnya. Daripada ada korban jiwa karena digigit ular itu," ujar Sugiarto, dilansir Radar Sampit (Jawa Pos Group), Sabtu, 1 April 2017.
Warga bersama petugas puskesmas dibantu anggota TNI AD akhirnya berhasil menangkap ular berbisa itu bersama-sama. Butuh waktu untuk menangkapnya. Maklum, hewan melata itu cukup gesit saat diburu. Setelah berhasil dilumpuhkan, kepala hewan melata dan bersisik itu dipenggal.
Dikonfirmasi secara terpisah, Komandan Pos Jaga Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sampit Muriansyah mengatakan, ular kobra merupakan hewan yang tidak dilindungi. Oleh sebab itu, dia masih membenarkan tindakan warga yang langsung membunuh sebelum ada korban jiwa.
"Ular ini bisa menelan korban jiwa. Racun yang dikeluarkan saat mengigit itu sangat berbahaya. Memang saat pancaroba saat ini, sarang ular banyak terencam air, karena itu ular mencari lokasi yang kering," ujarnya.
Dia mengimbau warga, jika menemukan dan menghadapi kejadian yang sama, agar tidak melawan ular berbisa tersebut sendirian, apalagi tanpa pengalaman.
"Tindakan yang mereka lakukan sudah benar. Ular kobra sebesar itu sebaiknya dihindari. Jika memang tidak bisa, dibunuh saja, bukan hewan yang dilindungi," tandasnya.
Â
Advertisement
Keajaiban Sang Bocah dan Film India
4. Keajaiban Bocah 2 Tahun yang Digigit Kobra
Fania Salsabila luput dari maut. Anak 2 tahun 9 bulan itu digigit kobra saat tidur di rumah neneknya di RT 09, Desa Muaro Jambi, Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi. Dia sempat tidak sadarkan diri dua malam.
Fania kemudian dirawat di rumah sakit swasta di Kota Jambi. Mata kanannya membengkak. Selang infus terpasang di tangannya.
Depriansyah, 24, ayah Fania, menyatakan bahwa insiden tersebut terjadi pada Senin malam, 21 November 2016.
"Biasanya kan tidur sama saya, kadang tidur sama neneknya. Pas kejadian, dia tidur sama neneknya," kata pria yang berprofesi petugas satpam di Pelabuhan Talang Duku itu, Kamis, 24 November 2016, dilansir JawaPos.com.
Menurut dia, ular masuk karena dipicu meluapnya Sungai Batanghari. :Di depan rumah, banjir sudah setinggi mata kaki," katanya.
Setelah kejadian, Fania langsung diobati bidan. Dia juga sempat dibawa ke pawang ular. Namun, tidak ada perubahan. Akhirnya, dia dibawa ke salah satu rumah sakit swasta di Kota Jambi. "Dua hari enggak sadar, tapi hari ini membaik. Sudah bisa ngomong sedikit-sedikit," ungkapnya.
Kendati anaknya selamat, Depriansyah masih bimbang. Berdasarkan informasi, keluarga Fania tergolong kurang mampu. Padahal, pengobatan membutuhkan biaya yang sangat besar. Fania juga belum memiliki BPJS.
"Itulah, salah sayo jugo tidak mendaftar program pengobatan. Belum tahu biayanya dari mana," ujarnya.
Beruntung, kerisauan tersebut sedikit terobati. Zumi Zola yang saat itu masih menjabat aktif sebagai Gubernur Jambi yang mengetahui peristiwa itu meminta staf pribadinya menyerahkan bantuan pribadi kepada orang tua Fania.
"Saya dapat info dari medsos (media sosial). Karena lagi ada kegiatan di Jakarta, saya suruh staf mengecek ke sana. Saya juga memberikan bantuan," tuturnya ketika itu.
5. King Cobra Batal Dibunuh Gara-gara Film India
Warga Desa Mootidelo, Kecamatan Bone Raya, Kabupaten Bone Bolango (Bonbol), Gorontalo, dibuat gempar. Ini menyusul kemunculan seekor ular kobra.
Jenis ular yang kerap disebut sebagai king cobra itu tiba-tiba saja menyelinap ke rumah Remi Hulopi (25) warga setempat. Kejadian itu terjadi pada Rabu, 8 Juni 2016.
Dilansir Gorontalo Post (Jawa Pos Group), ular tersebut ditemukan Remi berada di dalam rumahnya. Saat itu, pria yang sehari-harinya bertani itu baru saja balik dari kebunnya di desa setempat.
Setibanya di rumah, Remi sempat dibuat terperanjat tatkala melihat sang ular tengan mendongakkan kepalanya, seolah siap menyerang. Remi pun segera berlari untuk mengambil parang untuk membunuh hewan paling berbisa tersebut.
Namun, hal itu diurungkannya setelah mengetahui dari bentuknya bahwa ular tersebut jenis king cobra yang cukup jarang ditemui. Apalagi, Remi mengaku bahwa ular tersebut selama ini hanya dilihatnya di film India yang ditontonnya.
"Jadi saya langsung berpikir untuk menangkapnya saja. Ini dia," kata Remi sambil menunjukkan ular yang kemudian ditempatkannya di sebuah kandang kecil yang sengaja dibuatnya, Minggu, 12 Juni 2016.
Setiap harinya ular tersebut diberi makan oleh Remi dengan tikus dan anak ayam. Ular kobra yang ditemukan Remi ini cukup menarik perhatian warga sekitar. Seiring informasi itu beredar, mereka secara bergantian mengunjungi rumah Remi untuk melihat ular tersebut.