Penemuan Jenazah Korban Gempa Lombok dalam Posisi Duduk

Dengan penemuan satu jenazah korban gempa Lombok itu, tim SAR gabungan fokus mencari empat warga yang hilang lainnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Agu 2018, 11:30 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2018, 11:30 WIB
Korban Jiwa Gempa Lombok Terus Bertambah, Kini Mencapai 436 Orang
Korban Jiwa Gempa Lombok Terus Bertambah, Kini Mencapai 436 Orang (Foto: Sutopo Purwo Nugroho)

Liputan6.com, Mataram - Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) gabungan menemukan satu korban gempa dalam keadaan meninggal dunia karena tertimbun longsoran di Dusun Dompo Indah, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Selasa, 14 Agustus 2018.

Kepala Badan SAR Nasional Marsdya TNI M. Syaugi mengatakan korban yang ditemukan tersebut bernama Muhiddin (33), warga Dusun Dompo Indah, Kecamatan Kayangan, yang tertimbun longsoran ketika gempa bumi berkekuatan 7 pada Skala Richter mengguncang Pulau Lombok pada 5 Agustus.

Posisi korban dari tebing rumahnya sekitar 20 meter dan terkubur longsoran sedalam dua meter. Lelaki itu ditemukan dalam posisi duduk sekitar pukul 10.34 Wita.

"Jenazah langsung diserahkan ke bapak dan ibunya yang hadir dan menyaksikan langsung proses evakuasi," kata Syaugi, yang didampingi Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Mayjen TNI Nugroho, dan Kepala Kantor SAR Mataram selaku SMC I Nyoman Sidakarya, dilansir Antara.

Syaugi mengucapkan bela sungkawa kepada keluarga korban dan mohon didoakan agar empat korban yang masih dalam pencarian dapat segera ditemukan. Tiga korban hilang di antaranya bernama Lalu Hendra Ziriadi (33), dan kedua anak lelakinya, Lutfi (9) dan Fatih, yang berusia 1 tahun 7 bulan. Mereka diduga tertimbun longsoran di Dusun Dompo Indah.

Satu korban lain yang belum ditemukan adalah Saepul Bahri (30), warga Dusun Busur Timur, Desa Rempek, Kecamatan Gangga, Lombok Utara, yang juga diduga tertimbun longsoran.

Tim SAR gabungan dengan berkekuatan 99 personel dari unsur Basarnas, TNI, Polri dan potensi SAR, mengerahkan dua eskavator di lokasi longsor. Alat lain yang digunakan seperti tersebut lima unit alat penyembur air jenis alkon serta peralatan konvensional berupa cangkul dan sekop serta anjing pelacak milik Ditsatwa Polda NTB.

"Keselamatan tim juga penting. Saya melihat sendiri medannya. Tebing vertikal setinggi 30 sampai 50 meter persis di atas lokasi pencarian itu sangat berisiko longsor, mengingat adanya retakan-retakan besar di permukaan tebing," kata Syaugi.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya