Perlon, Perayaan Idul Adha dalam Tradisi Kejawen

Idul Adha atau Perlon jatuh di hari Kamis Pahing, sasi besar atau bulan Haji, Kamis 30 Agustus 2018.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 15 Jun 2023, 14:40 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2018, 15:30 WIB
Salah satu ritual dalam tradisi Punggahan anak putu di Panembahan Banokeling, Pekuncen, Jatilawang, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo).
Salah satu ritual dalam tradisi Punggahan anak putu di Panembahan Banokeling, Pekuncen, Jatilawang, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo).

Liputan6.com, Banyumas - Sebagaimana umat muslim lainnya, Komunitas Kejawen Banokeling Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah, merayakan Idul Adha 1439 Hijriah yang jatuh pada, Rabu pekan lalu, 22 Agustus 2018. Anggota komunitas Banokeling pun bergabung dengan muslim lain yang merayakan, dan tentu turut membagikan daging hewan kurban.

Masyarakat adat Kejawen itu juga memiliki tradisi sendiri untuk merayakan Idul Adha. Dalam komunitas Banokeling, Idul Adha disebut sebagai Perlon.

Ritual Perlon itu digelar Komunitas Banokeling secara terbatas. Tentu pembatasan hanya pada keturunan Panembahan Kiai Banokeling yang biasa disebut anak putu. Ritual Kejawen ini tak diikuti oleh masyarakat umum.

Anak Putu (keturunan) Banokeling lah yang meneruskan tradisi ratusan tahun dari tokoh yang pada masa lalu diyakini menyebarkan agama Islam di daerah Jatilawang, Banyumas dan sekitarnya ini.

Tiap tahun, Perlon tiba di hari yang berbeda, sesuai penanggalan yang digunakan Komunitas Kejawen Banokeling, kalender Alif Rebo Wage alias Aboge. Lantaran tahun ini adalah tahun Dal, maka Perlon jatuh di hari Kamis Pahing, sasi besar atau bulan Haji, Kamis 30 Agustus 2018.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini

Pemotongan 16 Hewan Perlon

Anak putu berziarah di Panembahan Banokeling dalam upacara Punggahan, tiap menjelang bulan Puasa. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo).
Anak putu berziarah di Panembahan Banokeling dalam upacara Punggahan, tiap menjelang bulan Puasa. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo).

Dalam kalender masehi, Kamis Pahing bulan Besar tiba di hari Kamis, 30 Agustus 2018, atau selisih delapan hari dari Idul Adha ketetapan pemerintah.

"Seperti tahun lalu, Abogenya tanggal 21, yang sekarang tanggal 17, Kamis Pahing," kata Sumitro, juru bicara Tetua Adat Banokeling. 

Dalam ritual Perlon, anak putu menggelar upacara yang hampir sama dengan ritual Rikat, yakni resik kubur atayu bersih-bersih makam dan berdoa. Bedanya, kini mereka berziarah di makam Kiai Gunung.

Hampir sama dengan perayaan Idul Adha lainnya, pada hari Perlon, komunitas Banokeling juga menyembelih hewan kurban yang disebut hewan Perlon. Daging juga dibagikan kepada warga, terutama komunitas Banokeling. Tahun ini, ada 16 ekor kambing yang dipotong sebagai hewan Perlon. 

Dalam kalender Alif Rebo Wage (Aboge), tahun 2018 ini adalah tahun Dal. Rumus perhitungan tahun Dal adalah Daltugi. Karenanya, tahun baru 1 Sura tiba pada Sabtu pasaran Manis. Dari perhitungan Sabtu pasaran Manis itu lah perhitungan untuk bulan-bulan lainnya didasarkan.

Idul Adha atau Perlon tiba pada hari Kamis Pahing. Adapun tanggalnya mengikuti hari yang menjadi dasar perhitungan.

"Makanya, kalau pas puasa, lebaran, pakainya juga hari, tanggal tinggal mengikuti saja," kata Sumitro.  

Simak video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya