Punggahan, antara Tradisi Kejawen Jelang Ramadhan dan Perintah Agama

Tradisi jelang Ramadhan yang dilakukan oleh muslim Indonesia ialah punggahan atau munggahan

oleh Liputan6.com Diperbarui 22 Feb 2025, 00:30 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2025, 00:30 WIB
Ritual Punggahan jelang puasa atau Ramadhan penganut Islam Kejawen di Banyumas dan Cilacap, 2015. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ritual Punggahan jelang puasa atau Ramadhan penganut Islam Kejawen di Banyumas dan Cilacap, 2015. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)... Selengkapnya

Liputan6.com, Cilacap - Sebentar lagi umat Islam di dunia akan memasuki bulan suci Ramadhan di mana selama sebulan penuh, pada bulan itu diwajibkan melaksanakan puasa Ramadhan.

Jelang Ramadhan 2025, masyarakat muslim Indonesia memiliki tradisi unik yang tidak dilakukan oleh negara lain. Selain ziarah kubur, umat muslim Indonesia melakukan tradisi punggahan atau munggahan.

Tradisi kejawen ini telah mengakar kuat di tengah-tengah masyarakat dan sudah menjadi kebiasaan yang tidak pernah ditinggalkan. Di beberapa wilayah, punggahan dilakukan dengan perjalanan jauh ke makam leluhur.

Salah satunya di Banyumas, Jawa Tengah. Anak putu dari berbagai wilayah melakukan perjalanan dari wilayah masing-masing.

Sebenarnya, tradisi punggahan atau munggahan ini bukan hanya sekadar tradisi, namun bila ditelisik lebih dalam lagi merupakan pengejawantahan atas perintah agama supaya kita senang atau gembira ketika menyambut datangnya bulan suci Ramadan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Pengejawantahan Perintah Agama

Ritual Punggahan jelang puasa atau Ramadhan penganut Islam Kejawen di Banyumas dan Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ritual Punggahan jelang puasa atau Ramadhan penganut Islam Kejawen di Banyumas dan Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)... Selengkapnya

Mengutip NU Online, tradisi punggahan merupakan tradisi yang selalu dilakukan oleh umat Islam ketika menjelang bulan Ramadhan. Umumnya dilakukan satu minggu sebelum puasa.

Pada praktiknya, punggahan biasanya dilakukan dengan makan-makan bersama keluarga, teman, atau kerabat di masjid, mushalla dan di suatu daerah tertentu dengan rangkaian tahlil dan doa.

Tradisi ini sangat tidak bertentangan dengan syariat Islam, justru menjadi salah satu pelengkap dari syiar dan dakwah agama Islam itu sendiri, karena di dalamnya berisi doa, sedekah makanan, silaturahim dan makan bersama.

Juga yang paling pentingnya lagi, punggahan merupakan cara umat Islam untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Karena termasuk orang yang beruntung ketika datangnya Ramadhan, ia bergembira untuk menyambutnya. Sebuah hadits yang termaktub dalam Durrotun Nasihin dikatakan:

مَنْ فَرِحَ بِدُخُولِ رَمَضَانَ حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلىَ النِّيْرَانِ

Artinya: Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.

Hikmah Punggahan

Ribuan penganut Islam Kejawen dan penghayat kepercayaan melakukan ‘laku lampah’ atau berjalan kaki puluhan kilometer dalam ritual Punggahan menjelang Ramadan ke Panembahan Banokeling, Jatilawang, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ribuan penganut Islam Kejawen dan penghayat kepercayaan melakukan ‘laku lampah’ atau berjalan kaki puluhan kilometer dalam ritual Punggahan menjelang Ramadan ke Panembahan Banokeling, Jatilawang, Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)... Selengkapnya

Dalam tradisi punggahan ada beberapa hikmah dan faedah yang dapat kita ambil kebaikan dan kebajikannya.

Pertama, sebagai bentuk syukur

Salah satu hikmah dari tradisi punggahan yakni menjadi salah satu rasa syukur atas nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita semua, yakni hadirnya bulan suci Ramadhan, bulan yang dinanti-nantikan bagi seluruh umat Islam di seluruh dunia. Dengan dipertemukannya umur kita dengan bulan Ramadhan menjadikan kita untuk menjadi hamba yang lebih baik, karena sejatinya kita diberi kesempatan oleh Allah swt untuk memperbanyak pahala. Sesungguhnya beribadah di bulan suci Ramadhan, pahalanya akan dilipatgandakan.

Kedua, ajang silaturahim

Dengan bersama-sama hadir di masjid, untuk berdoa dan menyantap makanan bersam kerabat dan masyarakat menjadikan kita saling bersilaturahim. Apalagi jika yang biasanya memiliki kesibukan masing-masing dan sulit untuk bertemu.

Ketiga, momen saling meminta maaf

Momen saling berkumpul dan bersilaturahim ini, juga bisa dijadikan kesempatan untuk saling memaafkan satu sama lain. Apalagi sebelum menyambut Ramadhan penting bagi kita untuk memohon maaf kepada sesama. Sudah hal biasa dan dianjurkan bagi kita, untuk selalu membersihkan diri kita baik jasmani maupun rohani ketika menyambut bulan suci Ramadhan, salah satunya membersihkan rohani kita yakni merontokkan dosa dengan cara saling meminta maaf.

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya