Liputan6.com, Wonosobo - Ratusan hektare kawasan hutan Gunung Sindoro dan Sumbing, Jawa Tengah terbakar, sejak akhir pekan lalu. Hingga kini, api belum bisa dipadamkan.
Kondisi medan berat dan skala kebakaran yang luas menyebabkan petugas dan relawan kesulitan memadamkan api yang terus meluas. Hingga Rabu sore, 12 September 2018, terdata sebanyak 116 hektare hutan yang masuk di wilayah administrasi Wonosobo terbakar.
Namun, angka ini bukanlah jumlah keseluruhan hutan yang terbakar. Diperkirakan 116 hektare area yang terbakar di Gunung Sindoro.
Advertisement
Baca Juga
Adapun Sumbing, belum diperoleh data pasti. Itu pun belum termasuk kawasan yang masuk di kabupaten lainnya. Perkiraan kebakaran Gunung Sindoro-Sumbing di sejumlah pos pemantauan, keseluruhan area yang terbakar lebih dari 300 hektare.
Kepala pelaksana harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonosobo, Prayitno mengatakan hingga Rabu sore kobaran api di Gunung Sindoro dan Sumbing belum bisa dipadamkan. Di Gunung Sindoro, titik api sudah mencapai Desa Reco Kecamatan Kertek, Wonosobo.
BPBD juga belum bisa memastikan penyebab kebakaran di dua gunung yang bersebelahan ini. BPBD pun belum bisa menyimpulkan penyebab kebakaran, apakah dipicu kondisi alam yang panas atau ulah manusia.
Sebab, diduga titik api pemicu kebakaran Gunung Sindoro Sumbing bukan berada di Wonosobo, melainkan di Banaran, Temanggung. Titik api lantas menyebar dengan cepat lantaran tiupan angin kencang dan kondisi vegetasi yang kering, terutama kawasan semak.
"Sampai kita rapat tadi hari ini, belum ada data valid. Karena itu berasal dari Banaran, Temanggung, kita terdampak. Jadi apinya melingkar," katanya kepada Liputan6.com, menjelaskan kebakaran Gunung Sindoro Sumbing, Rabu sore.
Kendala Pemadaman Api
Prayitno menjelaskan, area yang terbakar meliputi kawasan hutan produksi seperti pinus, kemudian kawasan semak, vegetasi sabana, dan perkebunan milik masyarakat. Namun, hingga kini belum diperoleh keterangan berapa perkiraan jumlah kerugian akibat kebakaran ini.
"Itu mungkin nanti KPH Perhutani yang menghitungnya," ujarnya.
Prayitno menambahkan, hari ini ratusan petugas BPBD, relawan, TNI, dan Polri dikerahkan untuk memadamkan api di dua gunung ini. Namun, lantaran medan berat dan skalanya yang luas pemadaman tak bisa dilakukan secara maksimal.
Apalagi, relawan berhadapan dengan tiupan angin kencang. Karenanya, BPBD tak berani menugaskan relawan yang tak mengerti medan.
"Bisa terjadi lompatan api yang justru bisa membahayakan relawan yang tidak tahu medan," dia menerangkan.
Dia menerangkan, pemantauan kebakaran Gunung Sindoro-Sumbing dibagi menjadi tiga lokasi, yakni pemantauan dari pebatasan Wonosobo-Temanggung, pemantauan kebakaran Gunung Sumbing dari wilayah Kecamatan Kalikajar dan ketiga, pemantauan Kebakaran Gunung Sumbing dari wilayah Kecamatan Sapuran.
Rabu sore, dari pos pemantauan perbatasan Wonosobo-Temanggung Kebakaran Gunung Sindoro sudah tidak. Sebaliknya, dari lokasi ini, Gunung Sumbing terpantau masih terbakar dengan cakupan yang sangat luas yang masih terjadi di Wilayah Kabupaten Magelang dan Kabupaten Temanggung.
"Kami melakukan pemantauan secara intensif baik pemantauan secara langsung dari berbagai pos maupun pemantauan cuaca arah angin karena tidak menutup kemungkinan kebakaran Hutan Gunung Sumbing akan meluas ke arah Wilayah Wonosobo," dia menerangkan.
Meski begitu, ia memastikan tak ada pendaki yang terjebak di Gunung Sumbing. Pun, pendakian Gunung Sumbing dari pos Bogowongso, Wonosobo ditutup total.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement