Liputan6.com, Palembang - Lingkaran peredaran narkoba di Sumatera Selatan (Sumsel) semakin meluas. Untuk mengurangi tingginya peredaran narkoba, pihak kepolisian sudah melumpuhkan delapan orang bandar narkoba di beberapa kabupaten di Sumsel.
Sepanjang tahun 2018 ini, ada delapan orang bandar narkoba di Sumsel yang meregang nyawa tewas saat proses penangkapan. Mereka terpaksa ditembak mati, saat berusaha kabur dari kejaran polisi.
Direktorat Reserse (Ditres) Narkoba Polda Sumsel terpaksa harus menembak mati Darmizon, salah satu bandar narkoba. Warga Desa Pajar Jaya Raya II, Kecamatan Betung, Kabupaten Banyuasin, Sumsel ini melarikan diri saat polisi menangkapnya pada hari Rabu (12/9/2019).
Advertisement
Sekitar pukul 20.00 WIB, anggota kepolisian berusaha menangkap Darmizon di Jalan Palembang-Betung, tepatnya depan SPBU Lubuk Lancang, Kabupaten Banyuasin. Polisi awalnya memberhentikan laju sepeda motor Darmizon, namun tersangka langsung menghentikan kendaraannya dan berusaha kabur.
Baca Juga
Anggota Ditresnarkoba Polda Sumsel langsung mengeluarkan tembakan peringatan namun diabaikan Darmizon. Tembakan kedua yang mendarat ke pantat kiri Darmizan tidak membuat pria ini berhenti kabur.
"Setelah tembakan terakhir kena punggungnya dan menembus ke dada, tersangka akhirnya menyerah. Saat dibawa ke rumah sakit, nyawa tersangka tidak bisa diselamatkan," ujar Direktur Reserse Narkoba Kombes Pol Farman, kepada Liputan6.com, Kamis (13/9/2018).
Penangkapan tersangka dilakukan usai mereka melakukan penyelidikan selama satu bulan. Tersangka termasuk bandar narkoba yang sering memperjualbelikan narkoba asal Aceh tersebut di kota besar, seperti Palembang dan Kabupaten Banyuasin.
Ditresnarkoba Polda Sumsel juga menembak Haryanto, warga Desa Air itam, Kecamatan Penukal, Kabupaten PALI, Sumsel. Bandar narkoba berusia 30 tahun ini meregang nyawa pada hari Kamis (6/9/2018).
"Tersangka merupakan sindikat narkoba yang beroperasi di wilayah Sumatera, bahkan hingga mengedarkan ke Jambi. Sabu sebanyak lima kilogram bisa laku terjual kurang dari dua minggu," ujarnya.
Pada bulan Agustus 2018, pihak kepolisian terpaksa melumpuhkan Baharuddin, bandar narkoba asal Kabupaten Banyuasin Sumsel dengan timah panas. Tembakan tersebut membuat warga Jalan Desa Lalang Sembawa, Kabupaten Banyuasin meninggal dunia saat membawa barang bukti (BB) 1 Kilogram Sabu.
Â
Ribuan Ekstasi Asal Malaysia
Penangkapan bandar narkoba juga dilakukan Ditresnarkoba Polda Sumsel pada pertengahan bulan April 2018. Anggota kepolisian yang berusaha menangkap Michael (30), Erwin (26) dan Jonly (27), harus melumpuhkan para bandar narkoba ini dengan tembakan maut.
Ketiga bandar ini langsung tewas usai timah panas menghantam tubuh mereka. Dari tangan para tersangka, kepolisian mengamankan barang bukti seanyak 5,1 kilogram sabu.
Badan Narkotika Nasional (BNN) Sumsel juga membantu menangkap dua bandar narkoba asal Jakarta Timur. H dan Y yang menyelundupkan 5.000 butir pil ekstasi asal Malaysia dan 5,1 kilogram sabu, langsung ditembak mati saat penangkapan di bulan Mei 2018.
"Wilayah Sumsel ini awalnya hanya perlintasan lintas Sumatera untuk menyelundupkan narkoba saja. Namun sekarang sudah jadi pasarnya para bandar narkoba, ini sangat meresahkan masyarakat Sumsel," ucapnya.
Mereka tidak akan segan untuk menembak mati para pengedar dan bandar narkoba saat penangkapa berlangsung. Karena dengan maraknya peredaran narkoba, konsumsi barang haram ini akan semakin meluas dan merusak generasi muda.
Advertisement