Firasat Keluarga Petugas ATC Air Nav Saat Gempa Mengguncang Palu

Sang nenek tak kuasa menahan kesedihannya saat jenazah petugas ATC Air Nav yang menjadi korban gempa Palu itu tiba di rumah duka.

oleh Fauzan diperbarui 30 Sep 2018, 09:01 WIB
Diterbitkan 30 Sep 2018, 09:01 WIB
Tangis Histeris Sambut Jenazah Petugas ATC Air Nav di Makassar
Jenazah petugas ATC Air Nav di Makassar tiba di rumah duka disambut tangis keluarga. (Liputan6.com/Fauzan)

Liputan6.com, Makassar - Tangis histeris mengiringi suara sirine ambulans yang mengantar jenazah Anthonius Gunawan Agung ke rumah duka di Jalan Onta Baru, Kecamatan Mamajang, Kota Makassar malam tadi, Sabtu, 29 September 2018, sekitar pukul 20.30 Wita.

Agung merupakan petugas Air Traffic Controller (ATC) Air Nav untuk Bandara Mutiara Sis Al Jufri Palu. Ia meninggal tertimpa reruntuhan menara pengendali usai gempa melanda Kota Palu dengan kekuatan magnitudo 7,4 pada Jumat, 28 September 2018.

"Kenapa kau duluan Agung, kenapa bukan nenekmu saja," teriak nenek Agung, Oma Tola, saat jenazah Agung diturunkan dari mobil ambulans.

Mungkin, Oma Tola-lah yang paling merasa kehilangan atas kepergian Agung. Bagaimana tidak, Agung sejak awal menempuh pendidikan telah tinggal bersama neneknya itu, sementara kedua orangtua Agung bekerja di Papua.

"Masih dalam perjalanan ke Makassar bapak sama ibunya Agung," kata salah seorang kerabat Agung.

Sambas (58), paman Agung, mengaku mengetahui bahwa keponakannya itu menjadi korban gempa Palu setelah melihat unggahan salah seorang pilot. Dalam unggahan itu, pilot tersebut menyebutkan bahwa menara Air Nav Palu roboh.

"Awalnya saya lihat di Twitter, saya sudah berfirasat kalau Agung jadi korban. Tidak lama kemudian saat kami lakukan kroscek, pesan dari Air Nav datang kalau Agung memang jadi korban gempa," ujar Sambas saat diwawancara, Sabtu, 29 September 2018, malam.

Sambas menceritakan bahwa semasa hidupnya Agung adalah anak yang baik, suka bersosialisasi dan periang. Bahkan, tak jarang Agung mengajak teman-temannya untuk menginap di rumah neneknya.

"Dia sangat baik. Bersosialnya sangat bagus. Teman-temannya sering menginap di sini, belajar bersama," terangnya.

Meski sedih atas kepergian Agung, Sambas mengaku bangga karena pada saat gempa menerjang Kota Palu, Agung masih sempat menyelamatkan sebuah pesawat yang hendak lepas landas dari Bandara Mutiara Sis Al Jufri sesaat sebelum gempa.

"Dia memang punya dedikasi tinggi dengan pekerjaannya, padahal dia baru sekitar lima bulan bertugas di sana," ucapnya.

Kini jenazah Agung disemayamkan di rumah duka, sambil menunggu kedatangan kedua orangtuanya. Rumah Agung tampak ramai sekali pelayat, selain dari kerabat dan keluarga, tampak pula Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, hadir di rumah duka.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya