Menyelami Makna Ritual Belian Adat Paser Nondoi di Penajam Kaltim

Dalam prosesi upacara adat tersebut dilakukan dengan mengobati orang sakit dan mengusir roh jahat atau membersihkan kampung yang dilakukan semalaman selama tujuh hari, menggunakan berbagai sesaji dan pernak pernik unik yang dipakai 'pulung' atau dukun.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Nov 2018, 23:04 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2018, 23:04 WIB
Ilustrasi ritual
Ilustrasi ritual (Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Penajam - Ritual atau upacara adat bersih-bersih kampung yang dikemas dalam Pesta Belian Adat Paser Nondoi Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, selama tujuh hari mulai dilaksanakan sejak 16 November dan berakhir pada 22 November 2018.

Pesta Belian Adat Paser Nondoi yang digelar di halaman Pasar Induk Penajam Kilometer 4 Kelurahan Nenang tersebut resmi dibuka Bupati Penajam Paser Utara Abdul Gafur Mas'ud pada Jumat (16/11).

Pembukaan Pesta Belian Adat Paser Nondoi 2018 ditandai dengan pemberian gelar adat kehormatan Kakah Demong Agong Natanegara 1 Paser Utara kepada Bupati Abdul Gafur Mas'ud.

"Kami berkomitmen membangun budaya dan nilai-nilai kearifan lokal. Selain untuk pelestarian juga menjadi upaya pengembangan sektor pembangunan lainnya, seperti pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Abdul Gafur Mas'ud ketika dihubungi di Penajam, Minggu (18/11/2018) dilansir Antara.

Kekayaan khasanah budaya, adat istiadat dan nilai-nilai karifan lokal sangat berharga untuk dilestarikan agar tidak hilang seiring perkembangan jaman.

Pesta Belian Adat Paser Nondoi tersebut merupakan ritual bersih-bersih kampung yang telah dilakukan masyarakat Paser, jauh sebelum adanya kerajaan di daerah itu.

Ritual tersebut memiliki arti dalam kehidupan masyarakat Paser, yakni menghormati para leluhur dan agar mendapat hasil melimpah saat berladang atau bekerja.

Dalam prosesi upacara adat tersebut dilakukan dengan mengobati orang sakit dan mengusir roh jahat atau membersihkan kampung yang dilakukan semalaman selama tujuh hari, menggunakan berbagai sesaji dan pernak pernik unik yang dipakai 'pulung' atau dukun.

Pesta Belian Adat Paser Nondoi lanjut Abdul Gafur Mas'ud, merupakan sarana atau wadah bagi masyarakat dari luar daerah menyaksikan adat istiadat dan budaya Paser, sehingga tertarik mengunjungi Kabupaten Penajam Paser Utara.

"Kami mendukung gelaran Pesta Belian Adat Paser Nondoi dilaksanakan secara konsisten setiap tahun, kareana dapat menjadi wadah melihat kekayaan budaya lokal dan adat istiadat yang berpotensi menarik wisatawan ke Kabupaten Penajam Paser Utara," tambah bupati.

Pesta Belian Adat Paser Nondoi memadukan unsur budaya lokal dengan hiburan dan kegiatan lomba yang dikemas sebagai ajang menampilkan beraneka ragam budaya khas untuk melestarikan budaya asli "Benuo Taka" (sebutan Kabupaten Penajam Paser Utara).

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya