Bayi Tiwi Mengidap Penyakit Langka, Sang Ibu Rela Cangkokkan Hatinya

Seorang bayi bernama Tiwi di Pekanbaru mengidap Atresia Bilier, penyakit langka yang membuat organ hatinya tidak berfungsi. Keluarga bayi Tiwi kini butuh bantuan.

oleh M Syukur diperbarui 30 Nov 2018, 12:32 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2018, 12:32 WIB
Tiwi, bayi pengidap Atresia Bilier
Foto: M Syukur/ Liputan6.com

Liputan6.com, Pekanbaru - Perutnya sudah tiga bulan membesar dan mulai mengeras. Matanya mulai menguning meski sudah menjalani operasi ketika umurnya masih dua bulan. Sesekali, bayi mungil berusia lima bulan itu mengernyitkan dahi seolah menahan sesuatu dari dalam badannya.

Tak ada yang tahu seperti apa rasa sakit yang ditanggung bayi bernama Tiwi Sasmaya ini. Dalam tubuh mungilnya, organ hati bayi Tiwi hampir tak berfungsi lagi. Dalam istilah medis, sakitnya ini bernama Atresia Bilier.

Koko Fauzi, ayah Tiwi, kini sedang gundah. Kerisauannya kian bertambah karena sebagian hati istrinya, Elvi Mayasari akan diambil jika jadwal operasi Tiwi disepakati dokter.

"Mudah-mudahan nantinya anak dan istri saya selamat. Saya tentu tidak ingin terjadi apa-apa pada istri karena anak kami masih kecil-kecil, saya juga ingin Tiwi tumbuh seperti tiga kakaknya yang lain," ucap Fauzi saat ditemui Liputan6.com di kontrakan kecilnya di Jalan Arjuna, Kecamatan Sukajadi, Kota Pekanbaru, Kamis siang, 29 November 2018.

Pria 36 tahun itu mengatakan, buah hatinya lahir melalui operasi sesar pada 30 Juni 2018 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad Kota Pekanbaru. Biayanya menggunakan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Setelah sebulan lebih, mulai ada kelainan terdeteksi pada tubuh bayi Tiwi.

Pertumbuhannya terhambat, tak seperti bayi seusianya. Fauzi membawanya lagi ke rumah sakit hingga dokter memutuskan operasi. Tindakan medis bernama Kasai itu berjalan lancar.

"Kata dokter saat itu saluran empedunya tidak ada, lalu dibuat dengan operasi tadi. Biaya operasi ditanggung Jamkesda," sebut Fauzi.

Tiwi kembali pulang ke rumah kecilnya bersama tiga kakak dan kedua orangtuanya. Selang beberapa hari kemudian, perut Tiwi mulai membesar. Saban hari Tiwi menangis dan tak bisa tidur.

Beruntung, Tiwi masih lahap menyusu ASI dari sang ibunya. Namun usai menyusu, bayi Tiwi selalu buang air besar, hampir 12 hingga 15 kali sehari, dan fesesnya keras.

"Warnanya putih, keras bisa dipecahkan gitu. Kasihan sekali lihat anak saya ni," sebut Fauzi.

Buruh serabutan ini lalu mengecek kesehatan anaknya lagi ke RSUD. Dari sanalah dokter menyatakan Tiwi mengidap penyakit langka Atresia Bilier, penyakit yang membuat hati tak berfungsi lagi.

"Di Indonesia, kata dokter, langka penyakitnya. Jarang ditemui," sebut Fauzi.

Dokter bedah lalu merujuk Tiwi untuk berobat ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Biayanya yang disebutkan membuat Fauzi memutar otak karena selama ini hanya mengandalkan Jamkesda.

Dia pun diminta dokter untuk mengurus ke Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS). Demi putri keempatnya itu, Fauzi sering bolak-balik ke BPJS tapi belum juga keluar.

"Tapi untuk ke Jakarta biayanya juga besar, ada kekhawatiran tidak ditanggung semuanya. Makanya saya lagi berusaha keras mencari dana," sebut Fauzi.

Dari obrolannya dengan dokter di RSUD, setidaknya harus tersedia uang tak kurang dari Rp 280 juta.

Selama pengobatan Tiwi, di luar tanggungan Jamkesda, Fauzi juga memutar otak. Vespa kesayangannya sudah dijual begitu juga dengan hartanya yang lain.

Dia juga harus memikirkan biaya kontrakan, biaya hidup dan sekolah dua putrinya yang sudah masuk SD. Uluran tangan saat ini sangat dibutuhkan oleh Fauzi.

"Yang paling penting itu biaya operasi, kalau yang lain masih bisa dicari," ucapnya.

 

Menanti Senyum Tiwi

Tiwi, bayi pengidap Atresia Bilier
Foto: M Syukur/ Liputan6.com

Ketika Liputan6.com berkunjung ke rumah Fauzi, Tiwi baru saja usai mandi. Dia tak henti-hentinya menangis. Namun, usai bajunya dipasang dan dibawa ke ruang tamu, Tiwi seketika berhenti menangis.

Wajahnya menyiratkan keheranan karena melihat beberapa tamu di rumahnya. "Keajaiban" sempat datang karena Tiwi beberapa kali mengumbar senyum. Suatu hal yang jarang dilihat orangtuanya sejak Tiwi lahir.

"Mudah-mudahan nanti Tiwi bisa tersenyum seperti ini," ucap Fauzi.

Sejak kabar sakit Tiwi tersebar, beberapa pihak sudah menghubungi Fauzi. Di antaranya dari Dinas Sosial dan Polsek Sukajadi. Hubungan ini diharap bisa mempermudah Fauzi mencari biaya untuk mengobati anaknya.

Bagi masyarakat yang tergerak hatinya membantu Tiwi, Fauzi membuka pintu. Bantuan itu bisa dikirim ke nomor rekening Fauzi, BCA 2200595729 atas nama Koko Fauzi. Semoga Tiwi sehat dan kembali tersenyum. 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya