Liputan6.com, Aceh - Seorang warganet mengaku was-was dengan ditemukannya sebongkah bom yang dibiarkan berada tak jauh dari pusat keramaian. Bom warisan Perang Dunia (PD) II itu terdapat di pinggir laut, hanya beberapa puluh meter dari Kantor Pusat BPKS Sabang, Kota Sabang, Aceh.
Sejak ditemukan, bom yang disebut-sebut masih aktif tersebut sama sekali belum diamankan oleh tim penjinak bom dari otoritas setempat. Namun, dia tak menyebut sejak kapan bom sisa perang itu ada dan ditemukan.
Baca Juga
"Pagi-pagi, sebelum ke kantor saya melihat masih ada bom tersebut, walaupun telah berulang kali di upload ke media sosial dan selama ini belum ada team penjinakan bom yang meninjau lokasi untuk mengambil tindakan meskipun di Sabang lengkap pasukan TNI Polri sebagai pangkalan militer di ujung sumatera," tulis pemilik akun Facebook Teuku Mahliyuni yang bikin geger dunia maya.
Advertisement
Pantuan Liputan6.com, Minggu (2/12/2018) malam, di akunnya itu, Teuku Mahliyuni turut menyertakan foto dirinya sedang berpose di dekat bom yang menurut dua memiliki berat 500 kilogram.
Selain itu, dia juga mengunggah foto bongkahan bom yang sudah lumutan dan berkarat tersebut. Bom yang tidak diketahui panjang dan diameternya itu terlihat gagah dikelilingi air laut di antara bebatuan karang.
Dia menyebut, bom tersebut tidak meledak saat dijatuhkan oleh pesawat tempur milik sekutu, Avengers dan Dauntless dalam sebuah serangan dengan sandi operasi Cockpit HMS Ilustrios dan SS Saratoga pada 19 April 1944 silam. Kala itu, sekutu berusaha merebut Pulau Sabang dari Jepang.
Keberadaan bom yang tak jauh dari pusat keramaian Sabang Fair dan hanya sekitar 70 meter dari Kantor Pusat BPKS Sabang. Karena itu, bom menjadi rawan, terlebih jika sewaktu-waktu bom tersebut diempas oleh ombak ke batu karang yang ada di dekatnya.
"Sepertinya, bom yang berjarak puluhan meter dari permukiman penduduk layak untuk dijadikan Natural History Museum Sabang setelah dijinakkan oleh Gegana, Jihandak atau Jibom," harap dia.
Â
Sabang dan Sejarah Perang Dunia
Dulu, Kota Sabang yang terletak di pintu gerbang Selat Malaka dari arah Samudera Hindia, ikut menjadi bagian dalam unjuk kekuatan antara Sekutu dan Jepang.
Pada Mei 1944, dua kekuatan tersebut saling berupaya merebut Pulau Sabang. Tujuannya, tak lain, untuk menguasai titik strategis arena pertempuran sebagai taktik mengalahkan lawan masing-masing. Kala itu, sekutu hendak mengambil alih Sabang yang sudah lebih dulu dikuasai negeri Sang Tenno Haika.
Sabang baru dikuasai oleh sekutu mereka lebih dulu menguasai Tumasik, atau saat ini lebih dikenal sebagai Singapura. Bom yang dimaksud oleh Teuku Mahliyuni diperkirakan adalah warisan perang kedua kekuatan militer adidaya tersebut.
Seperti diketahui, PD II yang berlangsung sejak 1939 hingga 1945, berakhir dengan pernyataan resmi Jepang yang menyerah pada Sekutu di kapal Missouri milik Amerika Serikat selaku pemimpin pasukan koalisi Sekutu-sekutunya. Jepang menyusul sejawat fasis-nya, Jerman, yang telah lebih dulu menyerah.
Â
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement